Harga Minyak Naik Imbas Ketidakpastian Tarif Trump

CNN Indonesia
Kamis, 06 Mar 2025 12:10 WIB
Harga minyak dunia naik pada Kamis (6/3) setelah aksi jual besar-besaran mendorong pasar ke level terendah dalam beberapa tahun.
Harga minyak dunia naik pada Kamis (6/3) setelah aksi jual besar-besaran mendorong pasar ke level terendah dalam beberapa tahun. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia naik pada Kamis (6/3) setelah aksi jual besar-besaran sempat mendorong pasar ke level terendah dalam beberapa tahun.

Namun, ketidakpastian tarif dan prospek pasokan yang meningkat membatasi kenaikan.

Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent diperdagangkan naik 39 sen atau 0,56 persen pada US$69,69 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 39 sen atau 0,59 persen menjadi US$66,70 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga minyak mentah Brent anjlok 6,5 persen dalam empat sesi sebelumnya, turun ke level terendah sejak Desember 2021. Sedangkan, harga minyak mentah WTI turun 5,8 persen selama periode yang sama ke level terendah sejak Mei 2023.

"Penurunan tajam harga minyak di bawah level kunci US$70 dapat memicu sedikit jeda dalam sesi hari ini, karena kondisi teknis mencoba untuk stabil dari wilayah oversold," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di platform perdagangan IG.

"Namun, momentum pemulihan masih rapuh, dengan dinamika permintaan-penawaran yang tidak menguntungkan menjadi faktor utama sentimen bullish," imbuhnya.

Harga minyak turun setelah AS memberlakukan tarif pada barang-barang Kanada dan Meksiko, termasuk impor energi. Pada saat yang sama produsen utama memutuskan untuk menaikkan kuota produksi untuk pertama kalinya sejak 2022.

Penurunan mereda karena AS mengatakan akan membebaskan produsen mobil dari tarif 25 persen, meningkatkan optimisme bahwa dampak sengketa perdagangan dapat dikurangi.

Selain itu, sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump dapat menghapus tarif 10 persen pada impor energi Kanada, seperti minyak mentah dan bensin, yang mematuhi perjanjian perdagangan yang ada.

"Langkah-langkah perdagangan Trump mengancam untuk mengurangi permintaan energi global dan mengganggu arus perdagangan di pasar minyak global. Hal ini diperburuk oleh peningkatan persediaan AS," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ, dalam sebuah catatan.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER