RI Ajak Uni Eropa Berkongsi Hadapi Dampak Perang Dagang Trump

CNN Indonesia
Jumat, 07 Mar 2025 11:12 WIB
Penyelesaian IEU CEPA dikebut, bahkan akan ada dialog ekonomi tingkat tinggi dalam kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia pada akhir Mei 2025. (Foto: ANTARA FOTO/ERLANGGA BREGAS PRAKOSO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia mengajak Uni Eropa (UE) berkongsi untuk menghadapi ketidakpastian global akibat kebijakan luar negeri Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berpotensi memicu perang dagang.

Opsi yang dikejar adalah percepatan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Pembahasan itu terus dikebut oleh pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Airlangga baru saja bertemu Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis Eric Lombard di Paris untuk membahas kerja sama itu. Bahkan, pembahasan akan dilanjut dengan rencana dialog ekonomi tingkat tinggi dalam kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia pada akhir Mei 2025 mendatang.

"Penyelesaian IEU CEPA adalah momentum yang tepat saat dunia menghadapi ketidakpastian karena kebijakan luar negeri Presiden AS Trump," kata Airlangga dalam pertemuan yang diadakan di Paris, Prancis, Rabu (5/3).

"Indonesia terbuka untuk berdialog dan berkeinginan agar Indonesia dan Uni Eropa dapat menemukan jalan tengah yang mengakomodasi kepentingan bersama," sambungnya.

Airlangga mengatakan perundingan IEU CEPA telah berlangsung dalam 19 putaran selama 9 tahun. Ia menekankan penyelesaian perundingan itu akan menjadi langkah penting memperkuat perdagangan dan investasi antarkawasan.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Prancis yang mendukung penundaan implementasi European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) menjadi akhir 2025. Menurutnya, Indonesia selama ini selalu proaktif melakukan dialog bilateral terkait pelaksanaan EUDR.

"Dialog tersebut dapat menjadi ruang bagi Indonesia untuk dapat menyelaraskan kepentingan nasional dan interest pihak Uni Eropa," tutupnya.

Sementara itu, Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis Eric Lombard menyambut baik ajakan Pemerintah Indonesia. Ia menegaskan Prancis akan terus berdialog seraya menyiapkan konsesi keuangan untuk investasi proyek-proyek melalui CEPA.

Lombard menilai CEPA mensyaratkan akses pasar yang kuat. Kemudian, atensi pada isu lingkungan serta hubungan komersial yang tangguh.

"Indonesia negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi ASEAN sangat penting bagi Prancis," tutur Lombard.

Prancis selama ini juga menjadi pemasok peralatan militer bagi Indonesia, di mana transaksinya sudah mencapai 11 miliar euro. Harapannya, ada keseimbangan dengan perluasan perdagangan kedua negara di sektor lain.

Menteri Lombard turut menyinggung beberapa proyek yang berpotensi untuk dikerjasamakan. Salah satunya proyek hidrogen HDF Energy di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero).

Ada juga industri satelit melalui korporasi Thales. Selain itu, Prancis tengah menyiapkan skema pembiayaan proyek kereta api dan lintasannya serta potensi kerja sama infrastruktur LRT di Bandung, Jawa Barat.

Terlepas dari itu, aksi Presiden AS Trump memang memaksa negara-negara lain bersiap. Politikus Partai Republik itu terkenal dengan kebijakan tarif tinggi yang sudah diberlakukan ke sejumlah negara, seperti Kanada, Meksiko, dan China.

(tim/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK