ANALISIS

Sritex Cs Gugur saat Sri Mulyani Klaim Industri TPT Moncer, Kok Bisa?

Sakti Darma Abhiyoso | CNN Indonesia
Selasa, 18 Mar 2025 07:18 WIB
Menkeu Sri Mulyani menyebut industri tekstil di dalam negeri masih bagus meskipun Sritex dan kawan-kawannya bertumbangan.
Pengamat menyebut industri dalam negeri memang mendapatkan tekanan berat. Dari luar mereka disaingi produk dari negara lain, di dalam negeri mereka tak mendapatkan perlindungan pemerintah. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Sementara itu, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho melihat saingan Indonesia di pasar tekstil global makin banyak.

Saingan itu ada Vietnam, Bangladesh, dan India yang berani menawarkan harga lebih kompetitif berkat rendahnya biaya produksi.

Pasar domestik yang masih dikuasai produk impor juga berkontribusi terhadap maraknya PHK. Andry menilai Pemerintah Indonesia masih terlalu longgar dalam mengatur kebijakan impor pakaian jadi, sehingga pasar lokal tetap dibanjiri produk murah dari luar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri dalam negeri tidak mendapatkan proteksi cukup, sehingga produsen yang melayani pasar domestik justru mengalami tekanan besar. Akibatnya, produsen yang tidak bisa bersaing dengan barang impor terpaksa mengurangi produksi dan akhirnya melakukan PHK," ungkap Andry.

Andry juga skeptis dengan data-data pemerintah. Menurutnya, seluruh rantai industri tekstil tanah air sedang tidak baik-baik saja.

Ia menegaskan PHK bukan hanya di sektor hilir, seperti garmen maupun pakaian jadi. Andry menyebut sektor hulu juga tertekan hebat, mulai dari pabrik pemintalan, pencelupan, hingga produksi kain.

Dugaannya soal klaim ekspor TPT masih tumbuh positif itu datang dari segmen industri yang banyak mengandalkan bahan baku impor.

Ia mengungkapkan industri pakaian jadi di Indonesia memang masih bergantung pada impor kain, aksesori, hingga bahan baku kimia untuk pencelupan.

"Kalau ekspor pakaian jadi meningkat, tapi bahan bakunya lebih banyak berasal dari luar negeri, maka nilai tambah yang dihasilkan di dalam negeri pun berkurang," bongkarnya.

"Ini tidak sepenuhnya positif karena industri yang benar-benar berbasis lokal, seperti pemintalan dan produksi kain dalam negeri justru banyak yang tutup. Kalau kondisinya seperti ini, maka kita sebenarnya sedang kehilangan daya saing, bukan meningkatkannya," tambah Andry.

Ia mendesak pemerintah lebih dalam melihat kondisi TPT, apalagi berbicara soal ekspor yang diklaim moncer. Andry mewanti-wanti sektor tekstil kehilangan fondasi utamanya, andai industri hulunya lemah dan pasar domestik luput dari perlindungan banjir barang impor.



(agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER