REKOMENDASI SAHAM

Intip Koleksi Saham Berpeluang Cuan, dari Keuangan hingga Pertambangan

CNN Indonesia
Senin, 14 Jul 2025 07:05 WIB
Sejumlah analis memperkirakan pergerakan IHSG pekan ini akan cenderung menguat. Beberapa saham yang berpeluang hijau ada di sektor keuangan dan pertambangan. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 42,06 poin atau naik 0,60 persen ke level 7.047 pada Jumat (11/7) silam.

Investor melakukan transaksi sebesar Rp12,94 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,69 miliar saham.

Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat lima hari. Tak heran, performa indeks tercatat menguat 2,65 persen sepanjang pekan kemarin.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan selama periode tanggal 7 sampai dengan 11 Juli 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup pada zona positif.

Tercatat, kapitalisasi pasar bursa naik sebesar 2,77 persen dari Rp12.070 triliun menjadi Rp12.404 triliun pada penutupan pekan lalu.

Kemudian, rata-rata volume transaksi harian pun turut meningkat 3,34 persen dari 19,44 miliar menjadi 20,09 miliar lembar saham.

Lalu, rata-rata nilai transaksi harian tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,65 persen dari Rp10,39 triliun menjadi Rp11,08 triliun.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian pun turut meningkat yakni sebesar 9,77 persen dari 1,04 juta kali transaksi menjadi 1,14 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.

"Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai beli bersih Rp460,11 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp57,865 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (11/7).

Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?

Head of Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada pekan depan, dengan kisaran support di level 6.980 dan resistance 7.200.

Namun demikian, tekanan dari sisi asing masih terasa. Dalam sepekan terakhir, tercatat capital outflow asing mencapai Rp1,88 triliun di seluruh pasar.

Oktavianus memproyeksikan pergerakan pasar akan dipengaruhi oleh dua sentimen utama. Pertama, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk periode Juni 2025 yang diperkirakan naik menjadi 2,5 persen secara tahunan, dengan konsensus pasar di angka 2,6 persen.

Kenaikan ini bisa menjadi sinyal negatif bagi The Fed karena inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, ditambah kebijakan tarif reciprocal dari Presiden AS Donald Trump. Menurutnya, kondisi ini berisiko membuat investor tetap mencari aset yang lebih aman.

Kedua, pasar menantikan keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Konsensus memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen, sejalan dengan stabilitas nilai tukar rupiah dan proyeksi pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) oleh The Fed hingga ke kisaran 3,75 persen-4,00 persen pada akhir tahun.

"Penurunan BI rate akan menjadi langkah preventif yang berpotensi disambut positif oleh pasar, apalagi jika didukung oleh sinyal dovish dari The Fed," ujar Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (13/7).

Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham Bank Mandiri atau BMRI yang ditutup menguat 3,11 persen ke posisi 4.970 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BMRI dapat menyentuh level 450 pada pekan ini.

Kedua, saham Bukit Asam atau PTBA yang ditutup menguat 2,06 persen ke posisi 2.480 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi PTBA dapat menyentuh level 2.600 pada pekan ini.

Senada, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam sepekan ini melanjutkan tren penguatan, dengan kisaran support di level 6.994 dan resistance di 7.113.

Pergerakan pasar akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen global dan domestik. Beberapa agenda utama yang akan dicermati investor meliputi rilis data ekonomi China, seperti neraca dagang dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), data inflasi AS, keputusan suku bunga acuan BI, serta perkembangan terbaru dalam negosiasi tarif antara AS dan mitra dagangnya.

"Pasar cukup sensitif terhadap arah kebijakan global, terutama terkait inflasi AS dan sinyal suku bunga dari bank sentral. Ditambah data ekonomi China yang bisa jadi petunjuk arah permintaan global," jelas Herditya.

Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham PTBA. Ia memproyeksi PTBA dapat menyentuh level 2.620 pekan ini.

Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Bank Jago atau ARTO yang ditutup menguat 5,54 persen ke posisi 1.810 pekan lalu. Ia memproyeksi ARTO dapat menyentuh level 1.905 pada pekan ini.

Herditya juga merekomendasikan saham Adi Sarana Armada atau ASSA yang ditutup menguat 1,33 persen ke level 760 pada pekan lalu. Ia memproyeksi ASSA bisa menyentuh level 825 pada pekan ini.

(dela naufalia fitriyani/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK