CNN INDEPTH

Alarm Nyaring Pengangguran RI, Bukan Hanya soal Lapangan Kerja

Dewi Safitri | CNN Indonesia
Kamis, 17 Jul 2025 10:55 WIB
Indonesia menghadapi tantangan serius dalam kualitas sumber daya manusia (SDM) dan produktivitas tenaga kerja.
Pendidikan diploma yang lebih berorientasi pada keterampilan praktis saat ini dinilai lebih relevan dengan kebutuhan industri saat ini di Indonesia. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)

Kementerian Tenaga Kerja membandingkan angka sarjana menganggur dengan angka lulusan strata diploma yang tren penganggurannya dianggap lebih stabil dan cenderung menurun, dari 305.261 pada 2020 menjadi 170.527 pada 2024.

Menaker Yassierli menilai perbandingan ini mengindikasikan pendidikan diploma yang lebih berorientasi pada keterampilan praktis lebih relevan dengan kebutuhan industri saat ini di Indonesia.

Mayoritas tenaga kerja Indonesia (85%) masih berkutat pada lulusan SMA-SMK, yang menunjukkan pasar kerja Indonesia masih didominasi oleh pekerjaan berketerampilan rendah, sehingga lebih mudah menyerap lulusan pendidikan menengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini mungkin terjadi karena pasar kerja Indonesia masih didominasi oleh sektor informal yang lebih mudah menyerap lulusan pendidikan dasar dan menengah.

Sementara itu, pekerjaan formal yang membutuhkan kualifikasi sarjana tidak tumbuh secepat jumlah lulusannya, atau lulusannya tidak memiliki keterampilan yang sesuai untuk pekerjaan formal yang tersedia. Ini menunjukkan ketidakseimbangan fundamental antara suplai dan permintaan di segmen tenaga kerja terdidik.

Jika berlanjut, situasi ini berbahaya untuk pertumbuhan ekonomi nasional.

Pertama, ketiadaan industri maju akan mengatrol jumlah pengangguran terdidik, terutama di kalangan lulusan perguruan tinggi. Kedua, pertumbuhan ekonomi bersifat tidak inklusif di mana banyak pekerja hanya mampu bertahan di sektor informal dengan upah rendah dan produktivitas minim.

Dalam durasi panjang, akan terjadi stagnasi ekonomi karena kontribusi modal manusia terhadap pertumbuhan output per pekerja di Indonesia terus menurun, dimana tren sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.

Di sisi lain, Indonesia akan makin kehilangan daya tarik untuk investasi industri terutama bidang teknologi maju, karena tak mampu menyediakan tenaga kerja unggul sebagaimana ditawarkan negara-negara tetangga.

Jika tidak segera diatasi, Indonesia berisiko mengalami jebakan pendapatan menengah (middle-income trap).

(vws)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER