Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan bakal impor bahan bakar minyak (BBM) dari Amerika Serikat (AS) setelah ada kesepakatan tarif 19 persen yang mulai berlaku 1 Agustus 2025.
Artinya, akan ada tiga komoditas energi yang diimpor dari Negeri Paman Sam yakni LPG, minyak mentah dan BBM. Nilainya, akan mencapai US$10 miliar sampai US$15 miliar atau sekitar Rp162,85 triliun hingga Rp244,28 triliun (asumsi kurs Rp16.285 per dolar AS).
"Sudah barang tentu dalam negosiasi itu salah satu materinya adalah proposal Indonesia kepada Amerika yang akan membeli kurang lebih sekitar US$10 miliar sampai US$15 miliar, LPG kemudian, BBM dan crude," ujar Bahlil dalam bincang media di kantornya, Jumat (18/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Kementerian ESDM akan segera berkomunikasi dengan PT Pertamina (Persero) untuk menindaklanjuti proses impor energi dari AS tersebut.
"Dengan proses deal negosiasi ini maka kami dari ESDM sudah harus melakukan langkah-langkah dalam rangka menindaklanjuti, khususnya Pertamina, setelah itu baru saya akan menyampaikan laporan perkembangan terakhir," jelasnya.
Dalam kesepakatan negosiasi dengan Trump, Pemerintah Indonesia juga membebaskan bea masuk untuk produk-produk AS yang masuk ke dalam negeri, yang berarti tarif nol persen.
Sebagai imbalannya, Indonesia akan mendapatkan akses pasar ke AS dan akan membeli produk energi hingga pertanian dari Negeri Paman Sam
Tak hanya itu, Indonesia juga disebut akan membeli 50 pesawat Boeing 777 dari AS. Hal ini menjadi kesepakatan sehingga tarif resiprokal Indonesia yang awalnya 32 persen turun menjadi 19 persen.
(ldy/pta)