Tim RI Masih Negosiasi di AS Meski Dapat Tarif 19 Persen, Untuk Apa?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tim negosiasi Indonesia masih ada yang berada di Amerika Serikat (AS) untuk membahas rincian tarif komoditas.
Ia mengatakan tarif 19 persen yang dikenakan AS ke Indonesia sudah disepakati oleh Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump. Namun tarif masih akan didetailkan per kode Harmonized System (HS).
Ia mengatakan tarif untuk beberapa komoditas juga masih dibahas.
"Sekarang masih kita bahas detailnya per HS number, jadi memang ada yang mendapatkan lebih rendah terkait produk yang tidak diproduksi oleh AS," katanya dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV, Selasa (22/7).
"Beberapa komoditas masih diberikan kesempatan oleh AS untuk dipilah-pilah," katanya.
Selain itu, Airlangga mengatakan tim negosiasi RI juga masih berada di AS untuk menyiapkan join announcement terkait tarif yang akan diumumkan RI dan AS.
"Artinya ini sudah masuk perjanjian detail. Join announcement itu kita sudah siap tinggal kapan disepakati lalu sama-sama diumumkan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga buka suara soal syarat-syarat RI harus impor komoditas energi senilai US$15 miliar dan pertanian US$4,5 miliar agar bisa menikmati tarif 19 persen dari AS.
Menurutnya, pembelian komoditas energi dan pertanian AS tidak akan membuat bengkak impor RI. Pasalnya impor dari negara lain akan dialihkan ke AS, sehingga impor tidak bertambah.
Misalnya impor energi yang sebelumnya dari Timur Tengah dan negara Afrika, akan dialihkan ke Negeri Paman Sam saja.
"Sehingga ini hanya shifting dari-dari negara itu ke AS. Tidak menambah dari total impor kita," katanya.
Begitu juga produk pertanian yang sebelumnya dibeli dari Eropa, Australia dan Ukraina, akan dialihkan ke AS.
"Sehingga ini tidak mengubah secara total impor kita," katanya.
(fby/agt)