Pelaksana Harian Direktur Jenderal (Plh Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan sampai saat ini pemerintah belum ada rencana menurunkan harga BBM seperti yang dilakukan oleh Malaysia.
Namun, ia mengatakan tidak menutup kemungkinan pemerintah ikut kebijakan itu jika kondisinya memungkinkan.
"Ya kita lihat sikon, (tapi) belum ada pembahasan soal itu (turunkan harga BBM)," ujar Tri ditemui di Kantornya, Kamis (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim memang memutuskan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis RON95 setelah didesak mundur oleh warganya.
Rencananya warga Malaysia akan menggelar unjuk rasa di Kuala Lumpur pada Sabtu (26/7). Unjuk rasa bertujuan menuntut pengunduran diri Anwar atas melonjaknya harga kebutuhan dan ketidakpuasan terhadap reformasi yang dijanjikan.
Mengutip Reuters, dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Anwar menyatakan bahwa harga BBM di SPBU akan turun menjadi 1,99 ringgit atau sekitar Rp7.672 (asumsi Rp3.855 per ringgit Malaysia) per liter, dari harga saat ini sebesar 2,05 ringgit atau Rp7.904 per liter.
Namun, Anwar menekankan penurunan harga BBM ini hanya berlaku bagi warga Malaysia. Sedangkan, warga negara asing akan tetap dikenai harga pasar tanpa subsidi.
Perbandingan Harga BBM RON95 Malaysia dan Indonesia
Dengan penurunan ini, maka harga BBM RON95 Malaysia makin jauh di bawah Indonesia dan Singapura.
Di SPBU Indonesia, harga BBM RON95 dijual berbeda oleh masing-masing penyelenggara. Misalnya, PT Pertamina (Persero), harga BBM RON95 atau Pertamax Green 95 tercatat seharga Rp13.500 per liter.
Sedangkan, Shell V-Power (RON 95) seharga Rp13.780 per liter, BP-AKR menjual BP Ultimate (RON 95) seharga Rp13.780 per liter dan Vivo menjual Revvo 95 seharga Rp13.580 per liter.
(ldy/agt)