BPS Tetapkan Garis Kemiskinan Cuma Rp20.305 per Hari, Kok Bisa?

CNN Indonesia
Jumat, 25 Jul 2025 12:39 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan garis kemiskinan nasional pada Maret 2025 sebesar Rp609.160 per kapita per bulan atau setara sekitar Rp20.305 per hari.
Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan garis kemiskinan nasional pada Maret 2025 sebesar Rp609.160 per kapita per bulan atau setara sekitar Rp20.305 per hari. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan garis kemiskinan nasional pada Maret 2025 sebesar Rp609.160 per kapita per bulan atau setara sekitar Rp20.305 per hari.

Adapun kriteria penduduk miskin di Indonesia adalah yang memiliki pengeluaran di bawah garis kemiskinan.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengatakan angka ini mengalami kenaikan 2,34 persen dibandingkan periode September 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Garis kemiskinan Maret 2025 berdasarkan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) sebesar Rp609.160 per kapita per bulan. Jika kita bandingkan dengan September 2024 mengalami peningkatan 2,34 persen," ujar dia dalam konferensi pers, Jumat (25/7).

Secara wilayah, garis kemiskinan di perkotaan tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan.

Di kota, angka garis kemiskinan mencapai Rp629.561 per kapita per bulan atau naik 2,24 persen dari September 2024. Sementara di desa, garis kemiskinan berada di angka Rp580.349 per kapita per bulan, naik 2,42 persen dari periode sebelumnya.

"Garis kemiskinan kota sebesar Rp629.561 per kapita per bulan. Garis kemiskinan kota tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan garis kemiskinan pedesaan yang di desa mencapai Rp580.349 per kapita per bulannya," kata Ateng.

"Dengan demikian, garis kemiskinan pedesaan naik sedikit di atas garis kemiskinan perkotaan secara kenaikannya," tambahnya.

Dari sisi komponen, pengeluaran untuk makanan masih mendominasi pembentukan garis kemiskinan. Peran makanan mencapai 74,58 persen dari total garis kemiskinan, sedangkan komoditas bukan makanan seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan menyumbang 25,42 persen.

"Berdasarkan garis kemiskinan juga kita melihat di grafik yang lingkarannya, peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan mencapai 74,58 persen. Lebih besar jika dibandingkan dengan peran komoditi bukan makanan yaitu peranannya 25,42 persen," ujar Ateng.

Data BPS ini menunjukkan konsumsi kebutuhan pokok masih menjadi faktor utama dalam menentukan status kemiskinan di Indonesia.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER