Duit Bansos Rp2,1 T Mengendap di Rekening Nganggur, Mensos Bilang Ini

CNN Indonesia
Selasa, 29 Jul 2025 18:13 WIB
PPATK mengungkap dana Rp2,1 triliun penerima bansos mengendap di 10 juta rekening bank yang sudah lama tak digunakan alias dormant.
PPATK mengungkap dana Rp2,1 triliun penerima bansos mengendap di 10 juta rekening bank yang sudah lama tak digunakan alias dormant. (CNN Indonesia/Farid).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf buka suara soal temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tentang dana bantuan sosial (bansos) Rp2,1 triliun mengendap di lebih dari 10 juta rekening penerima yang sudah tidak dipakai (dormant).

Pria yang akrab disapa Gus Ipul berjanji akan mengecek temuan itu. Jika rekening penerima bansos sudah tidak aktif, maka akan dialihkan ke penerima lainnya.

"Itu akan kita periksa. Kalau memang sudah tidak aktif, kita akan alihkan," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta, Selasa (29/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Ipul mengatakan Kemensos berupaya menyalurkan bansos tepat sasaran. Jika ada penerima yang tidak berhak, maka akan dialihkan ke orang yang berhak.

"Kalau sudah bisa kita pastikan ada rekening yang tidak aktif, atau ada rekening yang ikut judol (judi online), itu akan kita alihkan kepada mereka yang lebih berhak," ujar Gus Ipul.

Endus saldo anomali
Gus Ipul mengatakan akan bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI). Mereka ingin mengendus saldo anomali di rekening penerima bansos.

"Untuk minta bantuan BI memeriksa rekening-rekening penerima bansos kita. Jika ada saldo yang anomali, misalnya penerima bansos saldonya kok Rp5 juta? Itu kan anomali. Nah ini kita akan periksa lebih lanjut," ucapnya.

Gus Ipul juga mau menyoroti lama waktu uang bansos mengendap di rekening penerima. Menurutnya, setiap penyaluran bansos jelas tujuannya sehingga tak mungkin uang mengendap sampai tiga tahun.

Kemensos juga menemukan 43,2 persen dari bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) senilai Rp13,4 triliun salah sasaran. Begitu juga subsidi gas LPG 3 kg senilai Rp87,6 triliun yang diperkirakan salah sasaran 60,6 persen.

Subsidi BBM Rp26,7 triliun disebut tidak tepat sasaran 82 persen, subsidi listrik Rp90,2 triliun tidak tepat sasaran 58,6 persen, serta bansos dan subsidi lainnya tidak tepat sasaran Rp207,8 triliun.

Sebelumnya, PPATK mengungkap Rp2,1 triliun mengendap di 10 juta rekening bank penerima yang sudah lama tidak digunakan alias dormant. Rekening-rekening itu tak ada transaksi alias nganggur hingga tiga tahun.

"Dana bansos sebesar Rp21,1 triliun hanya mengendap. Dari sini terlihat ada indikasi bahwa penyaluran belum tepat sasaran," bunyi keterangan PPATK, Selasa (29/7).

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menegaskan tidak ada pengurangan terhadap penerima manfaat bansos. Melainkan mereka senantiasa melakukan pemutakhiran data di lapangan.

"Ada hampir dua juta sudah yang kita lihat keluarga penerima manfaat kita anggap tidak layak menerima bansos lagi dan kita alihkan kepada mereka yang lebih layak, yaitu yang berada di desil 1, 2, 3, dan 4," kata Gus Ipul

Kemensos juga telah mengendus penyaluran bansos tidak tepat sasaran sejak awal pemerintahan baru. Kemensos mencatat 45 persen penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) beranggaran Rp78 triliun salah sasaran.

[Gambas:Video CNN]

(fby, mnf/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER