Wamenperin Tantang Gen-Z Majukan Batik Lewat Industri Kreatif
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengajak generasi muda terlibat aktif dalam pelestarian batik, salah satunya lewat industri kreatif.
Dalam beberapa tahun terakhir, batik semakin dekat dengan generasi muda (Gen-Z) yang aktif mengangkat batik melalui fesyen, konten digital, dan kewirausahaan kreatif.
Saat ini, lebih dari 53,8% penduduk Indonesia merupakan generasi milenial dan generasi Z, sehingga berperan penting dalam inovasi batik agar tetap relevan lintas generasi.
"Mungkin teman-teman pikir batik itu warisan budaya, yang erat kaitannya dengan masa lalu. Tetapi perlu diketahui, para pembatik di zaman dulu adalah anak muda juga, bukan orang tua seperti yang kita saksikan sekarang," kata Faisol pada kuliah umum "Membatik Pikiran, Mewarnai Karakter, Menjahit Cita-Cita" dalam rangkaian Industrial Festival feat. Gelar Batik Nusantara 2025 di Jakarta, Rabu (30/7).
"Mereka menciptakan motif-motif batik dari pengalaman, warisan yang didapatkan dari orang tua, budaya lingkungan, dan inspirasi," ujarnya lagi.
Dalam forum yang dihadiri lebih dari 250 mahasiswa ini, Faisol mengajak generasi muda untuk memanfaatkan usia produktif dan kesempatan, terlebih karena mereka akan memasuki dunia kerja.
Ia menyebut ada berapa hal yang bisa disiapkan, mulai dari kesiapan intelektual untuk bertempur di dunia nyata, memahami sejarah dan filosofi batik sebagai bagian dari identitas nasional, serta sadar akan tantangan globalisasi terhadap budaya lokal.
Selain itu, menurutnya, generasi muda juga dapat meningkatkan skill seperti desain grafis, animasi, serta memanfaatkan media sosial dengan menjadi content creator untuk memperkenalkan batik.
"Ekosistem di Indonesia sebenarnya sangat mendukung untuk digitalisasi. Masalahnya, infrastruktur digital kita belum belum kuat dan merata. Karena itu, Kementerian Perindustrian terus bekerja keras supaya infrastruktur digital juga dimiliki oleh bangsa kita dengan sebaik-baiknya," katanya.
Faisol juga menyoroti potensi kewirausahaan generasi muda, yang jika dikonsolidasikan bisa tumbuh menjadi industri besar. Untuk memulainya, dapat dilakukan dengan membangun brand lokal berbasis batik dengan pendekatan modern seperti streetwearm sustainable, dan fashion.
Ia juga menegaskan penting bagi anak muda memiliki ambisi yang berperan sebagai penunjuk arah dalam mencapai cita-cita. Selain itu, penting juga untuk membiasakan diri membuat rencana yang jelas, agar semangat dan keaktifan mereka bisa terukur dan terarah.
"Kalian adalah harapan kita semua, masa depan Indonesia. Oleh karena itu, jangan pertarungkan hidup kalian untuk sesuatu yang rasanya jauh dari cita-cita dan tujuan. Tentu saya juga berharap bahwa adik-adik terus mencintai batik," katanya.
Pada sesi tanya jawab dengan mahasiswa, Faisol menegaskan pemerintah berkomitmen terus memberikan dukungan terhadap perajin batik.
"Pemerintah melalui banyak kementerian memberikan banyak sekali dukungan terhadap perajin batik, ada Kementerian Perindustrian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Semua memiliki program untuk mendukung batik," ujarnya.
Penyelenggaraan Industrial Festival 2025 berkolaborasi dengan Gelar Batik Nusantara akan berlangsung pada 30 Juli-3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M.
Festival ini mengusung tagline #BATIKRIZZ yang menegaskan bahwa batik bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga bagian dari industri kreatif masa kini.
Selain pameran, akan ada talkshow community engagement yang membahas inovasi industri batik melalui pendekatan fesyen berkelanjutan serta pemanfaatan teknologi.
Festival ini juga akan dimeriahkan dengan Kompetisi Konten Kreatif dan peluncuran Sayembara Maskot Industri yang terbuka bagi publik termasuk mahasiswa, untuk merancang maskot yang merepresentasikan semangat industri 4.0 Indonesia.
(vws)