Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek), Fauzan menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) 2025. Beasiswa dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini dinilai sebagai upaya nyata memperluas akses pendidikan tinggi sekaligus mendukung visi besar Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan pada acara peluncuran BCB tahun 2025 yang digelar di Gedung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Baznas TV, Senin (4/8).
Hadir Ketua Baznas RI KH. Noor Achmad, Kasubdit Bina Kelembagaan dan Kerja Sama Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI Muhibuddin, Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan, hingga Rektor, Wakil Rektor, dan Pejabat yang mewakili dari 183 kampus, serta para penerima manfaat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beasiswa ini menjadi bagian dari upaya membangun sumber daya manusia berkualitas, sebagaimana yang terus ditekankan oleh Presiden Prabowo dalam Asta Cita nomor 4, yaitu pengembangan SDM unggul demi terciptanya pembangunan yang mandiri di Indonesia," ucap Fauzan.
Fauzan mengatakan, pentingnya bantuan pendidikan tinggi, terutama bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Ia mengungkapkan, saat ini Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia masih tergolong rendah, yakni sekitar 31 persen.
"Ini penting. Kenapa? Karena kita memang masih sangat memerlukan banyak pertolongan, khususnya dalam rangka memberikan akses pendidikan kepada anak-anak usia kuliah," katanya.
![]() |
Ia menilai, beasiswa seperti BCB dapat menjawab sebagian problematika rendahnya partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia. Namun demikian, ia juga menekankan pentingnya strategi konkret untuk mengurangi angka pengangguran seiring meningkatnya APK.
"Menuju Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan generasi yang unggul. Maka, pemberian beasiswa dari Baznas sangat penting sebagai bentuk pemetaan sekaligus investasi masa depan," kata dia.
Lebih lanjut Fauzan mengatakan, pemberian beasiswa ini menjadi fenomena menarik, bahwa urusan pendidikan tidak semata-mata dilakukan Kementerian Pendidikan, tetapi juga melibatkan kementerian lain, termasuk juga berbagai lembaga.
"Jika setiap lembaga, baik dari sektor swasta maupun pemerintah, turut berkontribusi dalam penyediaan beasiswa, maka upaya memperluas akses pendidikan akan semakin kuat dan berdampak luas. Itu merupakan langkah yang sangat mulia," ucap Fauzan.
Fauzan juga menyoroti dampak sosial dari pemberian beasiswa yang dinilai mampu mengubah kehidupan mahasiswa dari keluarga tidak mampu, sekaligus meningkatkan martabat mereka.
"Harapan besarnya, program ini tidak hanya sekadar menciptakan SDM unggul, tetapi juga mengubah tata kehidupan sosial mereka," ungkapnya.
Ia menambahkan, dengan akses pendidikan yang lebih merata, beasiswa dapat membantu menurunkan jumlah mustahik dalam jangka panjang.
"Kita berharap jumlah penerima manfaat zakat tidak terus meningkat. Kalau terus bertambah, itu menunjukkan masih banyak masyarakat belum sejahtera. Idealnya, jumlahnya menurun, kecuali yang berbasis intelektualitas," ucapnya.
Adapun dalam peluncuran inj, turut hadir Pimpinan Baznas RI Bidang Perencanaan, Kajian dan Pengembangan Zainulbahar Noor, Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen, serta Deputi 2 Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Imdadun Rahmat, Direktur Pendistribusian Baznas RI Ahmad Fikri, serta Kepala Divisi Pendidikan dan Dakwah Baznas RI Farid Septian.
(ory/ory)