Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih ikut membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di pedesaan.
Menurutnya, langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Prabowo mau menerangi desa, terutama yang selama ini masih belum terlistriki, dengan tenaga surya.
"Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo, kita harus membangun listrik energi baru terbarukan dari tenaga matahari. Ke depan akan kita bangun kurang lebih sekitar 100 gigawatt," kata Bahlil di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (5/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil mengatakan rencana Kopdes Merah Putih membangun PLTS dilakukan bertahap. Hal ini karena ada 80 ribu koperasi yang berpotensi ikut program ini.
Pemerintah saat ini masih dalam tahap membahas skema yang akan digunakan dalam membangun PLTS di desa. Tujuannya, agar Kopdes tidak malah terbebani dengan tugas membangun PLTS.
Bahlil menyampaikan pembangunan PLTS oleh koperasi juga berpotensi mengundang investor. Ia menyebut ada kemungkinan perusahaan baterai ikut dalam proyek ini.
Dia berkata PLTS hanya bisa menggunakan tenaga surya secara langsung sekitar empat jam di siang hari. Sisanya, PLTS akan mengandalkan tenaga surya yang disimpan di baterai.
"Selebihnya, kan dia harus disimpan lewat baterai. Pada saat malam baterai yang main. Nah ini saya lihat, saya kasih gambaran bahwa peluang pasar di Indonesia itu cukup besar,"ucap Bahlil.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Bahlil untuk memulai penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya penggunaan PLTS untuk menerangi desa-desa yang belum teraliri listrik.
Bahlil ditugaskan membangun PLTS di 5.600 desa. Dia berkata target Prabowo itu akan diselesaikan bertahap 5-10 tahun ke depan.
Selain PLTS, pemerintah juga menyiapkan pembangkit listrik bertenaga EBT. Total kapasitas 379,7 megawatt dengan nilai investasi Rp25 triliun.
(ldy/dhf)