Kementerian ESDM menargetkan pabrik bioetanol yang tengah dibangun di Merauke, Papua Selatan, rampung dan mulai beroperasi pada awal 2027.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan koordinasi dengan para pihak terkait terus dilakukan dengan intens agar bisa segera bisa berproduksi.
"Kita harapkan tahun 2027 sudah akan berproduksi bioetanol di Merauke. Ini lagi kita konsolidasikan," ujar Yuliot saat ditemui di Kantornya, Jumat (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuliot menyebut pemerintah berupaya untuk mempercepat pembangunan proyek tersebut agar bisa segera digunakan demi memenuhi kebutuhan bahan bakar ramah lingkungan di negeri.
"Minggu ini kita lagi fokus menyiapkan pabrik bioetanol untuk kebutuhan di dalam negeri. Untuk bioetanol ini akan ada percepatan pembangunan, khususnya di Merauke, Papua Selatan," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memang mendorong agar perkebunan tebu yang ada di Merauke bisa segera memproduksi metanol dan etanol untuk mengurangi impor.
"Kita ini kan impor etanol dan metanol ini setiap tahun. Jadi mungkin yang di Merauke ini yang perlu kita push untuk tebunya itu dikonversi ke etanol dan metanol saja," kata Bahlil dalam Sidang Anggota DEN pada Jumat (18/7).
Bahlil pun meminta Indonesia untuk belajar dari Brasil untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan dalam upaya transisi energi.
"Mereka pakai tebu ya, bensinnya itu, mereka menuju 100 persen bisa pakai itu. Karena mereka pertaniannya bagus, etanolnya bagus, biodieselnya juga dia pemenang," pungkasnya.
(ldy/pta)