Pengusaha Ritel Sebut Kaum 'Roh Halus' Fenomena Bagus
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menilai fenomena pengunjung mal kaum roh halus alias rombongan hanya ngelus, justru merupakan hal positif.
Menurut Solihin, hal yang terpenting adalah masyarakat tetap datang ke pusat perbelanjaan.
Istilah 'roh halus' sendiri berkembang di kalangan pelaku ritel seiring munculnya perilaku rojali alias rombongan jarang beli dan rohana atau rombongan hanya nanya yang 'gentayangan' di mal.
Fenomena ini merujuk pada pengunjung yang senang melihat dan mengelus barang incarannya di pusat perbelanjaan, tetapi tidak langsung membeli karena memilih bertransaksi di marketplace daring.
"Tadi udah ngomong soal rojali, rohana, roh halus gitu ya. Saya pikir fenomena yang cukup bagus ya, yang penting datang dulu gitu. Soal belanja, nanti dulu deh, lihat-lihat dulu aja gitu ya," ujarnya dalam acara pembukaan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 di Lippo Mall Nusantara, Jakarta Selatan, Kamis (14/8).
Solihin menyampaikan apresiasi kepada Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) yang konsisten menggelar ISF. Ia menyebut acara ini sebagai bukti kolaborasi antara pusat perbelanjaan ritel modern, UMKM, dan seluruh pelaku ekonomi untuk menghidupkan perekonomian.
Ia menuturkan kondisi ekonomi saat ini membutuhkan kerja sama semua pihak. Selama festival, pengunjung bisa menikmati potongan harga hingga 80 persen, festival kuliner nusantara, bazar UMKM, pertunjukan seni, hingga peragaan busana.
"Ini bukan hanya program belanja, tapi juga mendorong perputaran ekonomi, dari perdagangan, pariwisata, hingga industri kreatif," ujarnya.
Menurut Solihin, sektor ritel merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan daya beli, memperkuat pasar produk lokal, dan menumbuhkan kebanggaan pada karya Indonesia. Ia berharap ISF 2025 membawa manfaat nyata bagi perekonomian nasional.
Sekitar 400 pusat perbelanjaan yang tergabung dalam APPBI menggelar ISF 2025 di 14 daerah mulai 14 hingga 28 Agustus. Acara ini menawarkan diskon hingga 80 persen dan undian berhadiah mobil listrik, dengan target transaksi Rp23,3 triliun.
Ketua Umum APPBI Alphonsus Widjaja menyebut ISF diharapkan dapat mengurangi fenomena rojali dan rohana secara alami.
Ia mengakui pertumbuhan kunjungan mal hingga Juli 2025 baru mencapai 10 persen, di bawah target 20-30 persen. APPBI juga menilai pusat perbelanjaan kini berfungsi sebagai ruang publik multifungsi, bukan hanya tempat belanja.
(del/sfr)