Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Ivan Cahyadi memamerkan capaian program pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dijalankan perusahaan.
Pada 2024 lalu, melalui program Wikiexport hasil kolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sebanyak 200 UMKM berhasil naik kelas hingga mampu menembus pasar ekspor.
"Dalam semangat memperingati ulang tahun ke-80 Republik Indonesia, sekaligus merayakan 112 tahun perjalanan Sampoerna, Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 menjadi salah satu wujud nyata komitmen kami dalam memperkuat kemandirian ekonomi rakyat melalui peningkatan kualitas SDM dan pemberdayaan UMKM," ujar Ivan dalam acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Smesco Convention Hall, Jakarta Selatan, Jumat (22/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 2024 lalu, melalui Pesta Rakyat UMKM, kami bersama Kadin Indonesia berhasil mendorong 200 UMKM naik kelas lewat program Wikiexport," sambungnya.
Tahun ini, kegiatan Pesta Rakyat kembali digelar dengan visi yang lebih besar. Ajang tersebut dihadirkan sebagai ruang kolaborasi bagi UMKM dan masyarakat untuk saling terhubung, belajar, serta berkembang bersama.
Sejumlah tokoh hadir dalam sesi diskusi, mulai dari Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Wakil Menteri BUMN dan Chief Operation Officer Danantara Dony Oskaria, hingga Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christy, serta para pakar lainnya.
Ivan menjelaskan semangat hilirisasi tidak hanya sebatas strategi ekonomi, melainkan aksi nyata yang diwujudkan melalui kolaborasi strategis dengan sejumlah BUMN dan jaringan Sampoerna Retail Community (SRC).
Komunitas ini membina lebih dari 250 ribu toko kelontong di seluruh Indonesia dengan pelatihan, digitalisasi, serta integrasi teknologi. Selain menjual kebutuhan harian, toko anggota SRC juga memasarkan produk UMKM lokal melalui inisiatif 'Pojok Lokal'. Laporan riset mencatat total omzet toko SRC mencapai Rp236 triliun per tahun.
Hampir 250 UMKM binaan Sampoerna ikut hadir dalam acara tersebut. Perusahaan juga mengembangkan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di Pasuruan, Jawa Timur, yang berdiri di lahan seluas 27 hektare.
Sejak berdiri, pusat pelatihan ini telah melatih lebih dari 97 ribu peserta dan membina 1.600 UMKM. Dari jumlah itu, lebih dari 200 UMKM berhasil menembus pasar ekspor, sementara sekitar 8 persen telah terdigitalisasi.
"Melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center, kami telah melatih lebih dari 97 ribu peserta dan membina 1.600 UMKM. Dengan lebih 200 di antaranya, berhasil menembus pasar ekspor dan lebih dari 8 persen telah ter-digitalisasi," ujar Ivan.
Ivan menyebut berbagai program tersebut dihadirkan sebagai kontribusi nyata Sampoerna untuk mendorong daya saing UMKM nasional. Melalui pembinaan, pelatihan, hingga integrasi dengan teknologi digital, perusahaan berupaya memperluas jangkauan produk lokal agar mampu bersaing di pasar domestik maupun global.
(del/sfr)