Bos Sampoerna Cerita Omzet Warung Naik 200 Persen Berkat Digitalisasi

CNN Indonesia
Jumat, 22 Agu 2025 19:55 WIB
Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita mengungkapkan digitalisasi membawa dampak signifikan terhadap usaha toko kelontong. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Adi Maulana).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita mengungkapkan digitalisasi membawa dampak signifikan terhadap usaha warung kelontong.

Bahkan, ada pengusaha yang omzetnya meningkat hingga 200 persen setelah beradaptasi dengan teknologi.

"Tidak bisa dihindari digitalisasi merupakan salah satu cara yang ampuh untuk bisa mempertahankan usaha, termasuk UMKM. Apa yang dilakukan oleh Sampoerna adalah meng-connect toko-toko kelontong ini di dalam aplikasi yang kita namakan AYO SRC yang sudah kita launch sejak 2019," ujar Elvira dalam acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Smesco Convention Hall, Jakarta Selatan, Jumat (22/8).

Salah satu contoh keberhasilan digitalisasi adalah anggota SRC bernama Ningsih, yang sebelumnya kesulitan mengadopsi teknologi. Dengan bantuan keluarga, ia akhirnya terbiasa menggunakan aplikasi AYO SRC dan merasakan manfaatnya.

"Akhirnya karena terbiasa, beliau akhirnya sekarang sudah bisa menggunakan aplikasi AYO SRC ini, dan alhamdulillah dengan berubah kepada digital, mulai fokus juga kepada digital, maka omzetnya naik 200 persen," ujarnya.

Menurut Elvira, kenaikan omzet itu terjadi karena pemilik toko dapat menghemat waktu untuk mengelola stok, memesan barang tanpa harus menutup toko, dan melakukan pencatatan inventaris melalui aplikasi.

Ia mencatat saat ini sekitar 250 ribu anggota SRC telah memanfaatkan digitalisasi dan 90 persen di antaranya menggunakan aplikasi tersebut untuk menjalankan usahanya.

Dalam kesempatan sama, Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Dony Oskaria menyebut UMKM harus mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.

Ia mencontohkan pengalaman keluarganya yang kehilangan bisnis karena enggan beralih ke digital.

"Adik-adik saya lupa untuk mengikuti ini (perkembangan zaman). Sehingga apa? Mereka semua tokonya tutup. Tutup untuk memulai lagi, mereka sudah ketinggalan zaman," ujar Dony.

Dony menjelaskan pergeseran dari distribusi offline ke online membuat biaya distribusi jauh lebih murah sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas. Namun, persaingan juga semakin ketat sehingga pelaku UMKM perlu belajar strategi berjualan digital.

"Karena itu, para pelaku UMKM juga harus memahami digitalisasi ini sebagai salah satu bentuk daripada mempermudah distribusi produk kita. Tidak boleh kita tertinggal dalam hal ini," ujarnya.

(del/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK