Harga minyak bergerak tipis pada perdagangan Rabu (26/8), setelah mengalami penurunan pada sesi sebelumnya.
Mengutip Reuters, Brent naik 2 sen menjadi US$67,24 per barel. Senada, West Texas Intermediate (WTI) tercatat stagnan di US$63,25 per barel. Kedua acuan harga ini sempat turun lebih dari 2 persen pada Selasa (26/8), setelah mengawali pekan dengan mencetak level tertinggi dua minggu.
Pasar saat ini tengah mencermati dampak dari tarif baru yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap India karena membeli minyak Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Pemerintah AS akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 25 persen terhadap ekspor India mulai Rabu (27/8) dini hari waktu setempat. Dengan kebijakan ini total tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump ke India naik menjadi 50 persen.
Tarif ini menjadi salah satu yang tertinggi.
Presiden AS Donald Trump menyebut kebijakan ini sebagai respons terhadap meningkatnya pembelian minyak Rusia oleh India. Hal ini lantaran Rusia menawarkan minyak dengan harga diskon, yang kemudian dimanfaatkan oleh India.
"Investor tetap waspada dengan tambahan tarif terhadap India terkait pembelian minyak Rusia," ujar Daniel Hynes, analis senior komoditas di ANZ, dalam catatannya.
Meskipun awalnya sempat mengurangi pembelian minyak Rusia, dua perusahaan migas milik negara India yakni Indian Oil dan Bharat Petroleum, dilaporkan kembali menjadwalkan pembelian pasokan Rusia untuk pengiriman September dan Oktober.
Indian Oil, sebagai kilang terbesar di India, menyatakan akan terus membeli minyak Rusia selama aspek ekonominya tetap menguntungkan.
Hal ini membuat sejumlah analis mempertanyakan efektivitas tarif tambahan AS dalam membatasi hubungan dagang energi antara India dan Rusia.
"Tarif sekunder sejauh ini belum cukup untuk menghentikan India membeli minyak Rusia. Pasar akan terus mengamati aliran minyak Rusia ke India untuk menilai dampaknya," ujar Warren Patterson, Kepala Strategi Komoditas ING.
Sementara itu, perang di Ukraina juga turut mempengaruhi pasar minyak global. Serangan drone Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia dilaporkan telah mengganggu operasional pemrosesan minyak di negara tersebut.
Akibatnya, Rusia harus meningkatkan ekspor minyak mentah karena tidak dapat diolah di dalam negeri.
(ldy/agt)