Harga Minyak Bangkit dari Titik Terendah Jelang Pertemuan Trump-Putin

CNN Indonesia
Kamis, 14 Agu 2025 10:57 WIB
Harga minyak dunia menguat dari level terendah selama dua bulan pada hari ini (14/8) didorong ketidakpastian pasar menjelang pertemuan Trump dan Putin.
Harga minyak dunia menguat dari level terendah selama dua bulan pada hari ini (14/8) didorong ketidakpastian pasar menjelang pertemuan Trump dan Putin. (Foto: IAN TIMBERLAKE / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia menguat tipis pada Kamis (12/8), setelah sebelumnya sempat terperosok ke level terendah dalam dua bulan. Kenaikan harga ini didorong oleh meningkatnya ketidakpastian pasar menjelang pertemuan penting antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent naik 28 sen atau 0,43 persen menjadi US$65,91 per barel. Senada, West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 23 sen atau 0,37 persen ke posisi US$62,89 per barel.

Kedua kontrak tersebut menyentuh posisi terendah dalam dua bulan pada Rabu (11/8), setelah prospek pasokan global yang bearish dari Pemerintah AS dan Badan Energi Internasional (IEA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketegangan geopolitik turut menjadi pendorong utama kenaikan harga. Trump pada Rabu memang mengancam akan memberikan konsekuensi berat jika Putin gagal menyepakati perdamaian dalam konflik Ukraina.

Meskipun tidak merinci sanksi yang dimaksud, Trump telah memperingatkan potensi hukuman ekonomi tambahan terhadap Rusia jika pertemuan di Alaska pada Jumat mendatang tidak membuahkan hasil.

"Ketidakpastian pembicaraan damai AS-Rusia terus menambah premi risiko bullish, mengingat para pembeli minyak Rusia dapat menghadapi tekanan ekonomi lebih besar," kata Rystad Energy dalam catatan untuk klien.

Sentimen positif lainnya datang dari ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve pada September, setelah inflasi AS tercatat meningkat secara moderat pada Juli.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan menyebut pemangkasan sebesar 50 basis poin mungkin dilakukan, seiring melemahnya data ketenagakerjaan.

Namun, kenaikan harga minyak tertahan oleh laporan Energy Information Administration (EIA) yang mencatat persediaan minyak mentah AS naik sebesar 3 juta barel dalam pekan yang berakhir 8 Agustus, berlawanan dengan perkiraan penurunan sebesar 275.000 barel.

Selain itu, IEA memperkirakan pasokan minyak global pada 2025 dan 2026 akan tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, seiring peningkatan produksi oleh negara-negara anggota OPEC+ dan produsen non-OPEC.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER