Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 121,59 poin atau minus 1,53 persen ke level 7.830 pada Jumat (29/8) silam.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp22,75 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 51,64 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat tiga hari. Sementara dua hari sisanya melemah. Hanya saja, performa indeks tercatat melemah 0,36 persen sepanjang pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, P.H. Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Aulia Noviana Utami Putri mengatakan selama periode tanggal 25 sampai dengan 29 Agustus 2025 kemarin, perdagangan saham ditutup mayoritas positif.
Lihat Juga : |
Tercatat, kapitalisasi pasar bursa mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen dari Rp14.131 triliun menjadi Rp14.182 triliun pada penutupan pekan lalu. Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian turut meningkat sebesar 19,56 persen dari 39,47 miliar menjadi 47,19 miliar lembar saham.
Senada, rata-rata nilai transaksi harian tercatat mengalami peningkatan tertinggi sebesar 40,69 persen dari Rp17,92 triliun menjadi Rp25,22 triliun.
Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian pun meningkat yakni sebesar 8,80 persen dari 2,12 juta kali transaksi menjadi 2,31 juta kali transaksi pada penutupan pekan lalu.
"Adapun investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp1,12 triliun dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp50,95 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (29/8).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham pada Senin (1/9) bergerak mixed cenderung melemah di rentang level support 7.745 dan resistance 7.920.
Ia melihat tekanan datang dari keluarnya dana asing sebesar Rp1,1 triliun pada perdagangan Jumat (29/8) serta pelemahan rupiah yang menembus Rp16.400 per dolar AS, level tertinggi sejak awal Agustus 2025.
"Pekan depan IHSG akan dipengaruhi eskalasi instabilitas politik dalam negeri yang menekan keyakinan investor, rilis data inflasi Agustus yang diperkirakan 2,4 persen secara tahunan, serta data S&P PMI manufaktur yang masih berada di zona kontraksi," ujar Oktavianus kepada CNNIndonesia.com, Minggu (31/8).
Meski ada tekanan, ia mengatakan peluang positif masih terbuka dari saham sektor barang baku dan defensif. Menurutnya, harga emas dunia yang menembus US$3.400 per troy ounce menopang sentimen pada emiten terkait.
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi. Pertama, saham Bank Rakyat Indonesia atau BBRI yang ditutup di posisi 4.050 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BBRI dapat menyentuh level 4.250 pada pekan ini.
Kedua, saham Amman Mineral Internasional atau AMMN yang ditutup menguat 1,29 persen ke posisi 7.850 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi AMMN dapat menyentuh level 8.450 pada pekan ini.
Ketiga, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk atau BRMS yang ditutup di posisi 1,67 persen ke posisi 470 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi BRMS dapat menyentuh level 505 pada pekan ini.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG dalam sepekan ini masih rawan terkoreksi dengan area support di level 7.978 dan resistance di 7.952. Ia memprediksi tekanan datang dari sejumlah faktor eksternal maupun domestik.
"Sentimen utama yang akan diperhatikan pasar adalah rilis data neraca dagang dan inflasi Indonesia, situasi dalam negeri, pergerakan nilai tukar rupiah, serta data ekonomi global seperti PMI China dan NFP AS," jelas Herditya.
Ia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan. Herditya merekomendasikan saham PT Alam Sutera Realty Tbk atau ADRO yang ditutup di level 1.755 pada pekan lalu. Ia memproyeksi ADRO dapat menyentuh level 1.900 pekan ini.
Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Telkom Indonesia atau TLKM yang ditutup di posisi 3.130 pekan lalu. Ia memproyeksi TLKM dapat menyentuh level 3.430 pada pekan ini.
Herditya juga merekomendasikan saham Indosat atau ISAT yang ditutup di level 2.020 pada pekan lalu. Ia memproyeksi ISAT bisa menyentuh level 2.680 pada pekan ini.
(pta)