Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara mengenai kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di PT Gudang Garam Tbk.
Ia menyebut pemerintah masih memantau kondisi tersebut karena perusahaan tengah melakukan modernisasi.
"Kita monitor karena Gudang Garam menggunakan modernisasi, nanti kita lihat. Gudang Garam juga belum melaporkan," ujar Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (8/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menegaskan pemerintah akan menunggu laporan resmi dari perusahaan untuk mengetahui lebih jauh penyebab dan dampak kebijakan tersebut terhadap pekerja maupun industri terkait.
Fenomena modernisasi di industri padat karya seperti rokok kerap memicu pergeseran tenaga kerja. Investasi pada mesin dan teknologi baru biasanya ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi, tetapi sering berdampak pada berkurangnya kebutuhan pekerja manual.
Situasi ini membuat perusahaan lebih kompetitif di pasar, namun di sisi lain menimbulkan tantangan sosial dan ekonomi bagi ribuan buruh yang terdampak.
Gudang Garam sebelumnya dikabarkan melakukan PHK terhadap ribuan buruh. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan pihaknya masih memverifikasi kabar tersebut.
Menurutnya, jika benar terjadi, langkah itu menunjukkan daya beli masyarakat yang masih rendah sehingga produksi ikut menurun.
Ia juga menyoroti faktor lain seperti keterbatasan pasokan tembakau, kurangnya inovasi produk, serta kenaikan cukai rokok yang dinilai memperberat kondisi industri.
Said khawatir PHK di Gudang Garam akan berdampak luas pada sektor lain mulai dari buruh tembakau, logistik, hingga pedagang kecil dan pemasok.
"Bisa jadi ratusan ribu buruh berpotensi kehilangan pekerjaan," ujarnya.
KSPI mendesak pemerintah pusat dan daerah turun tangan menyelamatkan industri rokok nasional.
"Pemerintah pusat dan daerah harus turun tangan. Tapi jangan seperti kasus PHK Sritex yang hanya janji manis, THR saja tidak dibayar," ujarnya.
Redaksi telah berupaya meminta konfirmasi dari manajemen Gudang Garam, namun hingga kini belum mendapat tanggapan.
(del/sfr)