Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (29/8) saat berlangsungnya aksi demonstrasi di beberapa daerah.
Ia menyebut gejolak pasar tersebut bisa dipahami sebagai bentuk kekhawatiran dan ketidakpastian yang dirasakan masyarakat, investor, maupun pelaku pasar.
"Peristiwa ini tentu merupakan pukulan berat bagi bangsa di tengah upaya membangun ekonomi yang kokoh dan berdaulat, dan tentu bisa dipahami terdapat kekhawatiran serta ketidakpastian yang dirasakan oleh masyarakat dan juga investor serta pelaku pasar. Namun, kita harap masyarakat untuk menjaga suasana," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IHSG terkoreksi 1,53 persen ke level 7.830 pada penutupan pekan lalu. Padahal, pada pekan yang sama IHSG sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, yakni 7.926 pada Senin (25/8) dan 7.952 pada Kamis (28/8).
Lihat Juga : |
Hari ini, IHSG kembali melemah setelah situasi di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia memanas. IHSG melemah 239,84 poin atau 3,06 persen ke level 7.590.
Airlangga bersama Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dan Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan kondisi perekonomian serta pasar modal secara nasional.
Ia menekankan fundamental ekonomi Indonesia masih solid meski tekanan sentimen jangka pendek muncul akibat dinamika politik.
Politikus Partai Golkar merinci pertumbuhan ekonomi kuartal II mencapai 5,12 persen secara tahunan. Indeks manufaktur (PMI) juga kembali berada di atas level 50, yakni 51,5 pada Agustus, setelah sebelumnya berada di 49,2 pada Juli.
Airlangga menyebut indikator makro lainnya juga menunjukkan tren positif. Inflasi Juli tercatat 2,37 persen dan angka Agustus diperkirakan tetap terkendali.
Nilai tukar rupiah berada di Rp16.490 per dolar AS, dengan depresiasi 2,35 persen sepanjang tahun. Neraca perdagangan konsisten mencatat surplus, sedangkan cadangan devisa per Juli sebesar US$152 miliar.
Pemerintah, kata Airlangga, terus mendorong pelaku usaha dan pasar modal agar tetap tenang serta optimistis.
Ia menegaskan pemerintah memiliki kapasitas dan komitmen menjaga stabilitas ekonomi, dengan koordinasi yang erat antara kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, dan sektor riil. Sistem perbankan juga dinilai sehat sehingga ketahanan ekonomi nasional tetap terjaga.
"Kami mendorong dan mengimbau para pengusaha untuk tetap tenang dan optimis. Kami tentu seluruhnya mempunyai tanggung jawab moral kepada bangsa ini untuk mempertahankan roda perekonomian agar penciptaan lapangan kerja tetap terjaga," tutur Airlangga.
"Situasi yang damai dan saling menghormati akan sangat membantu mempercepat pemulihan ekonomi," ucapnya.
Ia menambahkan menjaga stabilitas ekonomi bukan hanya tugas pemerintah, melainkan kerja bersama seluruh elemen.
Menurutnya, konsep Indonesia Incorporated sebagaimana sering disampaikan Presiden Prabowo Subianto mencerminkan perlunya sinergi pemerintah dan dunia usaha untuk melindungi tenaga kerja, membuka lapangan baru, serta memastikan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
(del/dhf)