Bos Bulog Jamin Beras SPHP Bebas Kutu, Singgung Teknik Mixing

CNN Indonesia
Minggu, 14 Sep 2025 18:00 WIB
Bos Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menjamin kualitas beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang beredar di pasar bersih dan bebas kutu. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menjamin kualitas beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang beredar di pasar bersih dan bebas kutu.

Rizal mengatakan beras tersebut mendapatkan pemeliharaan rutin sejak di gudang Bulog. Pemeliharaan dilakukan secara harian, mingguan, bulanan, kuartalan, bahkan per semester.

"Dengan pemeliharaan yang sedemikian, kita jamin beras-beras kita betul-betul sehat, bersih, tidak berkutu, dan tidak berkuman," ucapnya ketika meninjau stok beras di GrandLucky Radio Dalam, Jakarta Selatan, Minggu (14/9).

Ia sempat menerima pertanyaan langsung dari pengunjung ritel yang menyebut tekstur beras SPHP pera. Rizal mengamini dan menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan bibit atau varietas padi di lapangan.

Beras SPHP, menurut Rizal, berbeda dengan beras premium yang pulen. Ia menyebut tekstur pera disukai masyarakat di Pulau Sumatra yang cenderung menyantap hidangan berkuah.

Oleh karena itu, Perum Bulog turut melakukan teknik mixing dalam pengemasan beras pemerintah. Cara itu ditempuh demi menyesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia yang beragam.

Rizal menegaskan mixing beras diperbolehkan, bahkan tertuang dalam petunjuk teknis (juknis) dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Bapanas memberikan ketentuan mixing, teman-teman di Satgas Pangan juga tahu. Jadi, Bulog diberikan izin untuk mixing beras. Beras yang lama dan baru di-mixing untuk mencapai preferensi rasa. Karena kita kan harus mengikuti seleranya pasar. Oh, pasar sukanya yang pulen, berarti kita harus campur dengan yang pulen. Oh, pasar di Sumatra sukanya pera, berarti banyakin yang pera," jelasnya.

Ia juga menjelaskan bagaimana Perum Bulog memilah stok beras yang harus diguyur ke pasar.

Rizal menyebut ada prinsip first in first out (FIFO) yang menjadi pedoman.

Namun, FIFO bukan satu-satunya pedoman. Bos Perum Bulog itu mengatakan timnya akan melihat secara detail kualitas beras yang diserap dan disimpan di gudang.

Itu bakal ikut menentukan beras mana yang harus didahulukan disalurkan ke pasar.

"Belum tentu beras yang lama harus segera dikeluarkan. Kadang, beras yang baru pun harus segera dikeluarkan. Kenapa? Beras yang baru ini kadang juga ada yang cepat rusak. Karena mungkin waktu panen dulu enggak bagus, belum waktunya panen sudah dipanen. Sehingga begitu diolah jadi beras, cepat menguning. Makanya, kita akan seleksi yang baik dan sesuai dengan aturan," tegasnya.

Rizal turut memastikan stok beras SPHP dan beras premium terjaga di ritel. Ia mengecek langsung di tiga toko ritel, yaitu Alfamart Radio Dalam 3, Indomaret Radio Dalam 2, serta GrandLucky Radio Dalam.

Ia menegaskan stok di pasar aman, tidak ada kelangkaan. Bahkan, Perum Bulog siap menyalurkan 6 ribu ton beras SPHP setiap harinya. Ia juga menyebut realisasi penyaluran beras pemerintah itu telah mencapai 400 ribu ton.

Selain itu, pemerintah memastikan ketersediaan beras premium. Rizal menekankan ada beberapa opsi kemasan untuk beras swasta tersebut demi memudahkan pembeli.

"Untuk memudahkan pasar, dalam arti pembeli. Pembeli mau beli yang berapa kilogram? Mau yang 3 kg, mau yang 5 kg, maupun yang 10 kg. Namun, khusus untuk SPHP hanya 5 kg, tidak bisa ada ukuran-ukuran yang lain," tutur Rizal.

Beras-beras itu terpantau dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) untuk Zona 1. Rinciannya, beras SPHP Bulog dipatok Rp62.500 dan beras premium dibanderol Rp74.500 untuk kemasan 5 kg.

(skt/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK