Harga Minyak Menguat Usai Dengar Kabar Baik dari AS
Harga minyak kembali naik pada Rabu (24/9), didorong oleh laporan industri yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS pekan lalu.
Mengutip Reuters, harga kontrak berjangka Brent naik 27 sen menjadi US$67,90 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 28 sen menjadi US$63,69 per barel.
Data dari American Petroleum Institute (API) yang dirilis Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun sebanyak 3,82 juta barel pada pekan yang berakhir 19 September. Selain itu, persediaan bensin juga turun 1,05 juta barel.
Analis menyebut penurunan pasokan itu mendorong harga minyak meskipun di sisi lain, persediaan distilat naik 518 ribu barel.
Selain sentimen itu, indikasi penyempitan pasokan lebih lanjut setelah perusahaan energi besar AS, Chevron, hanya dapat mengekspor sekitar setengah dari 240 ribu barel per hari minyak mentah yang diproduksinya bersama mitra di Venezuela juga turut mendongkrak harga minyak.
Meski Chevron mendapatkan izin baru untuk beroperasi di Venezuela yang sedang disanksi, aturan baru membatasi volume minyak berat berkadar sulfur tinggi yang dapat dikirim ke AS.
Kenaikan harga minyak juga dipicu oleh terhentinya kesepakatan untuk melanjutkan ekspor minyak dari Kurdistan Irak. Hal itu menyebabkan penghentian aliran minyak melalui pipa ke Turki, meskipun ada harapan akan tercapainya solusi terkait hal tersebut.
Padahal sejatinya kesepakatan diharapkan dapat menghidupkan kembali ekspor sekitar 230 ribu barel minyak per hari yang telah terhenti sejak Maret 2023.
(ldy/agt)