Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pendanaan bukan masalah utama dalam transisi energi.
Hal itu ia sampaikan dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue 2025 di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (6/10).
"Money is not the issue. Kenapa? Kalau kita lihat dalam lima tahun terakhir itu global investment energy naik terus. Laporan IEA (Badan Energi Internasional itu tahun ini mungkin US$5 miliar, dan lebih dari 60 persen itu ke energi terbarukan," kata Fabby.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati angkanya cukup besar, Fabby melihat investasi EBT yang masuk ke negara berkembang seperti Indonesia sangat sedikit. Investasi katanya akan mencari proyek investasi yang bankable atau layak dibiayai bank.
"Renewable energy project kenapa lamban karena engga bankable. Kalau buat pelaku usaha, karena kalau saya punya project pun enggak bisa didanai oleh bank. Karena bank melihat tidak bankable. Itu yang menjadi masalah dari tahun ke tahun," kata Fabby.
"Salah satunya adalah karena kebijakan dan regulasi kita. Dan memang ada progres untuk memperbaiki itu," sambungnya.
Sementara itu, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) optimis Indonesia bisa berperan besar dalam upaya global menyelamatkan bumi dari krisis lingkungan dan krisis iklim.
"Kalau Indonesia sukses dalam menyelamatkan bumi termasuk dalam memastikan energi yang kita gunakan bersih, dunia juga akan lebih selamat," kata SBY.
Namun, SBY menilai target itu bisa dicapai jika semua negara memiliki tekad yang sama. Ia pun menyayangkan jika ada pemimpin dunia yang tidak peduli dengan isu krisis iklim dengan alasan mementingkan kepentingan negaranya sendiri.
"For me it is not only irresponsible tapi juga immoral, karena tahu buminya akan kiamat, karena tahu masa depan generasi berikutnya lagi akan hilang," katanya.
(fby/agt)