Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memuji Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri yang serius membangun kilang minyak baru di Indonesia.
Ini diungkap usai pertemuan keduanya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat pada Kamis (23/10) pagi. Simon datang melalui Lobby Gedung Djuanda I, tapi tampak pulang dari Kemenkeu melewati pintu lain.
"Dia (Simon) ngebahas kritik saya (ke Pertamina) di DPR. Dia bilang malah senang, sekarang saatnya membangun kilang ke depan. Dia akan lebih serius membangun kilang lagi," tuturnya di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (23/10) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berbagai macam diskusi yang kita iniin, tapi pada dasarnya sih (Simon) lebih positif dibanding direktur-direktur utama (Pertamina) yang sebelumnya. Jadi, dia menerima kritik dan sama penanganannya sama saya. Kita memajukan dunia perminyakan di Indonesia," tegas Purbaya.
Di lain sisi, Menkeu Purbaya melemparkan kritik baru kepada Pertamina. Ia menyebut sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia masih lemah.
Lemahnya sektor hulu diklaim berpengaruh pada lifting minyak Indonesia. Sang Bendahara Negara menyebut tak akan ada kenaikan lifting, jika Pertamina tidak melakukan eksplorasi baru.
"Dia (Simon) bilang mau mengembangkan hulu juga. Lifting itu gak mungkin naik lagi kalau gak ada temuan ladang minyak baru. Karena ladang minyak kan setelah diproduksi sampai peak, pasti turun terus," jelasnya.
"Kalau yang sekarang diakalin pun akan turun terus, gak bisa naik. Jadi, harus ada eksplorasi di hulu lagi. Kayaknya dia (Pertamina) mau, katanya, enggak tahu mampu apa enggak," imbuh sang menteri.
Menkeu Purbaya memperkirakan aksi perbaikan oleh Pertamina itu bakal berlangsung dalam jangka menengah. Ia mendengar Simon yakin bisa membawa Pertamina memperbaiki urusan hulu migas di tanah air.
Sebelumnya, Purbaya memang sempat melempar kritik keras kepada Pertamina. Itu dilontarkan usai Kemenkeu ditagih uang subsidi dan kompensasi energi pada 2024 yang diklaim belum dibayar.
Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu menegaskan sudah membayar tagihan dari Pertamina tersebut. Purbaya juga tak terima dirinya justru diadukan ke Komisi XI DPR RI, alih-alih langsung berbicara kepadanya.
"Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut (impor minyak), sudah puluhan tahun kan? Kita pernah bangun kilang baru gak? Gak pernah ... Kita rugi besar karena kita impor dari Singapura, produk-produk minyaknya," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat, Selasa (30/9).
"Gimana caranya kita memproduksi dan memperbaiki alat-alat produksi, termasuk menyediakan alat produksi baru yang selama ini kita gagal membangun. Kilang itu bukan kita gak bisa bikin atau gak bisa bikin proyeknya, cuma Pertamina malas-malasan saja!" kritik Purbaya terhadap Pertamina.
(skt/agt)