Menperin Sambut Baik Purbaya Tarik Bea Masuk Produk Benang Kapas

CNN Indonesia
Sabtu, 25 Okt 2025 09:50 WIB
Menperin Agus Gumiwang Kartasasimta menyambut baik langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenakan bea masuk untuk impor produk benang kapas.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasimta menyambut baik langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenakan bea masuk untuk impor produk benang kapas. (CNN Indonesia/Tunggul).
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut baik langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenakan bea masuk untuk impor produk benang kapas demi melindungi industri tekstil dalam negeri.

"Bagus sekali, bagus sekali," ujar Agus dalam acara International Textile Manufacturers Federation
(ITMF) dan International Apparel Federation (IAF) 2025 di Hotel Marriot, Sleman, DIY, Jumat (24/10/2025).

Agus meyakini langkah Purbaya akan membuat iklim industri tekstil semakin cerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu aja, Menteri perindustrian mengatakan bahwa kebijakan Pak Purbaya bagus, artinya kan dampaknya bagus," sambungnya.

Dalam acara ITMF dan IAF 2025 itu, Agus bilang Indonesia telah menjadi salah satu bagian dari ekosistem pertekstilan dunia. Negara hingga asosiasi harus berpikir satu langkah ke depan untuk bisa kompetitif.

"Output itu harus sesuai dengan apa yang kita inginkan, ya, nanti outcome-nya tentu akan lebih banyak lagi harapan kita agar fasilitas-fasilitas pabrik tekstil dan produk-produk turunannya bisa tumbuh di Indonesia," imbuhnya.

Dari perspektif pemerintah, kata Agus, tentu tak kalah penting adalah bagaimana sektor tekstil ini bisa kian banyak menyumbang lapangan kerja di Indonesia.

Politikus Partai Golkar itu turut mengungkap laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan dari sektor tekstil 5,39 persen selama setahun era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

"Jadi, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Ini bagus sekali. Ini bagus sekali," klaimnya.

Bagaimanapun, Agus percaya dinamika industri tekstil di hari-hari ke depan tak akan lepas dari berbagai tantangan yang harus dicari solusinya oleh pemerintah, pelaku usaha dan asosiasi.

Dia mengklaim persoalan-persoalan di sektor tekstil ini secara kebetulan memang lebih rumit dibanding sektor-sektor lainnya di RI.

"Ekosistem dari tekstil lebih membutuhkan perhatian di setiap fasenya. Hulu, intermediate, dan hilir itu kadang-kadang memang pemerintah itu harus melihatnya secara holistik, secara komprehensif, ya. Ya, di mana harmonisasi atau harmonis dari setiap fase itu bisa kita bentuk," pungkasnya.

Purbaya mengenakan bea masuk untuk impor produk benang kapas demi melindungi industri tekstil dalam negeri.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 67 Tahun 2025 tentang Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengaman atas Impor Produk Benang Kapas. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 10 Oktober 2025.

PMK ini dibuat dengan tujuan untuk melindungi industri tekstil dalam negeri dari gempuran produk impor.

Pasalnya, Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia telah menemukan bukti terjadinya lonjakan jumlah impor atas barang yang sama dan sejenis yang secara langsung bersaing dengan barang produksi dalam negeri.

"Dan lonjakan jumlah impor tersebut menyebabkan terjadinya kerugian serius terhadap industri dalam negeri," tulis beleid tersebut yang dikutip pada Selasa (22/10).

Tarif bea masuk ini akan berlaku selama tiga tahun dengan besaran yang beragam. Tahun pertama sebesar Rp7.500 per kilogram (kg), tahun kedua Rp7.338 per kg, dan tahun ketiga sebesar Rp7.227 per kg.

"Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dikenakan selama 3 (tiga) tahun dengan besaran tarif Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana tercantum dalam lampiran huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini," tulis pasal 3 beleid tersebut.

Namun, pengenaan bea masuk impor ini dikecualikan untuk 120 negara berkembang anggota WTO, mulai dari Afghanistan, Albania, Cuba, Argentina, hingga Bangladesh.

[Gambas:Video CNN]

(kum/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER