Digempur Sanksi Negara Barat, Bank Swasta Besar di Iran Bangkrut

CNN Indonesia
Sabtu, 25 Okt 2025 16:40 WIB
Salah satu bank swasta terbesar di Iran, Ayandeh Bank, bangkrut usai bertahun-tahun mengalami masalah keuangan.
Salah satu bank swasta terbesar di Iran, Ayandeh Bank, bangkrut usai bertahun-tahun mengalami masalah keuangan. (iStock/Rainer Puster)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu bank swasta terbesar di Iran, Ayandeh Bank, bangkrut usai bertahun-tahun mengalami masalah keuangan.

Kantor berita ISNA pada Sabtu (25/10) melaporkan seluruh aset Ayandeh Bank kini telah diserap negara melalui bank nasional, Melli Bank.

"Transfer dari Ayandeh Bank ke Melli Bank sekarang selesai," kata Direktur Melli Bank, Abolfazl Najarzadeh, yang disiarkan televisi pemerintah pada Sabtu, seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayandeh Bank merupakan bank swasta di Iran yang memiliki 270 cabang di seluruh negeri, termasuk 150 cabang di ibu kota Teheran.

Ayandeh Bank didirikan pada 2013 setelah merger beberapa lembaga keuangan yang lebih kecil, terutama Tat Bank, lembaga kredit Saman Bank, dan Ansar Financial and Credit Institute.

Sejak beberapa tahun terakhir, Ayandeh Bank bergulat dengan masalah keuangan, dengan total kerugian bank sekitar US$5,2 miliar (sekitar Rp86 triliun) dan utang sekitar US$2,9 miliar (sekitar Rp48 triliun).

Kondisi keuangan Ayandeh ini salah satunya disebabkan oleh sanksi-sanksi internasional yang diterima Iran dari negara-negara Barat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Teheran. Langkah ini dilakukan setelah Iran dan Amerika Serikat gagal melanjutkan pembicaraan nuklir buntut serangan Israel-AS ke fasilitas nuklir Iran pada Juni.

Pada Sabtu, nasabah terlihat mengantre di berbagai cabang Ayandeh Bank di Teheran. Bank Sentral sebelumnya telah memberikan jaminan bahwa nasabah bisa memulihkan tabungan mereka melalui Melli Bank.

Menteri Ekonomi Iran Ali Madanizadeh pada Kamis (23/10) juga mengatakan bahwa nasabah Ayandeh tak perlu khawatir dengan simpanan mereka.

Kebangkrutan Ayandeh ini juga menjadi indikasi krisis perbankan Iran yang semakin dalam. Awal tahun ini, Bank Sentral juga memperingatkan bahwa delapan bank lain berisiko dibubarkan. 

Bank Sentral Iran belum mengungkapkan secara terbuka nama-nama delapan bank yang berisiko dibubarkan karena ketidakstabilan keuangan.

Sistem perbankan Iran telah menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat sanksi Amerika Serikat dan internasional selama beberapa dekade, yang telah melumpuhkan akses ke keuangan global, memutus transaksi dolar, dan mengikis kepercayaan terhadap mata uang rial.

(blq/afp/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER