Bagian Hilirisasi, Mentan Minta Kenaikan Harga Beli Kelapa dari Petani

Kementan | CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2025 10:30 WIB
(Foto: arsip Kementan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani kelapa melalui hilirisasi industri dan peningkatan harga beli di tingkat petani.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam kunjungan ke Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Amran menegaskan, hilirisasi tidak akan bermakna jika petani tidak menikmati nilai tambah yang adil dari hasil kebunnya.

"Sekarang harga kelapa butir di petani hanya Rp2-3 ribu. Kita minta pelaku industri untuk menaikkan harga beli supaya petani untung. Jangan sampai nilai tambah hanya berhenti di pabrik. Kalau harga kelapa dinaikkan sedikit, saya bantu 10 ribu hektare untuk seluruh Maluku Utara," ujar Amran saat berkunjung ke pabrik pengolahan kelapa PT NICO, Minggu (27/10).

Saat ini, pemerintah telah menyiapkan program pengembangan 10 ribu hektare lahan kelapa di Maluku Utara yang akan dimulai pada 2026. Ke-10 ribu hektare lahan itu dibagi dalam beberapa kabupaten.

Amran mengatakan, dukungan tersebut diberikan sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat hilirisasi komoditas perkebunan berbasis daerah.

"Bapak Presiden Prabowo Subianto menekankan agar pertanian kita tidak hanya berhenti di hulu. Petani harus merasakan langsung nilai tambah dari produk mereka. Tidak cukup hanya tanam, tapi harus olah dan jual dalam bentuk bernilai tinggi," katanya.

Terlebih, saat ini ekspor produk olahan kelapa asal Maluku Utara telah menembus pasar Tiongkok. Produk seperti coconut milk, VCO, dan arang tempurung hasil produksi pabrik lokal seperti PT NICO menjadi bukti nyata, bahwa hilirisasi bisa dilakukan dari tingkat desa.

Selain itu, masih ada produk olahan lainnya yang dihasilkan seperti tepung kelapa, santan kelapa, nata decoco yang telah menembus pasar Asia, Amerika, dan Eropa.

"Yang membanggakan, ekspor ini dari Maluku Utara. Ini tonggak sejarah, kita tidak lagi kirim bahan mentah, tapi produk jadi dari daerah," ujar Amran.

Ia menambahkan, nilai ekonomi kelapa dapat melonjak hingga seribu persen bila diolah. Misalnya, sebutir kelapa yang dihargai Rp3 ribu dapat mengalami perubahan nilai ekonomi berkali-kali lipat saat sudah menjadi produksi minuman kelapa, mencapai Rp50 ribu.

"Inilah pentingnya hilirisasi dan harga petani yang adil," kata Amran.

Selain membuka pasar ekspor, hilirisasi juga diyakini memperkuat ekonomi lokal. Keberadaan pabrik pengolahan seperti PT NICO dan PT Dewa Coco disebut telah menyerap ribuan tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan petani di sekitar wilayah operasional.

Gubernur Sherly Tjoanda, menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Pertanian (Kementan) terhadap pengembangan komoditas kelapa di Maluku Utara. Ia menyebut, program hilirisasi dan peningkatan harga beli kelapa akan menjadi motor ekonomi baru bagi provinsi kepulauan tersebut.

"Potensi kita luar biasa, lebih dari 150 ribu hektare kelapa produktif. Dengan dukungan 10 ribu hektare tambahan dan harga beli yang lebih baik, kesejahteraan petani pasti meningkat," ujar Sherly.

Sementara itu, Bupati Halmahera Utara, Piet Hein Babua mengucapkan terima kasih atas perhatian Mentan Amran di Maluku Utara, khususnya Halmahera Utara. Ia menyatakan mendukung penuh langkah Amran dalam mendorong hilirisasi perkebunan, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kami sangat mengapresiasi langkah Pak Mentan. Inovasinya dalam meningkatkan level pertanian Indonesia kami dukung penuh. Dan hal ini sejalan dengan apa yang kami inginkan dari daerah serta mensejahterakan petani kita," papar Piet Hein.

Data Kementan menunjukkan, luas lahan kelapa di Maluku Utara mencapai 158.953 hektare dengan potensi produksi lebih dari 1 miliar butir per tahun, dengan sekitar 76 persen telah diserap oleh industri pengolahan.

Mentan Amran menegaskan, masih ada ruang besar untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memperluas ekspor produk turunan.

"Kita ingin Maluku Utara menjadi pusat hilirisasi kelapa Indonesia. Dari sini, kita buktikan bahwa desa-desa mampu menembus pasar dunia. Kuncinya satu: harga petani harus naik, industri harus tumbuh, dan semua pihak harus untung," pungkas Amran.

(rea/rir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK