Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengungkapkan lonjakan harga telur dan daging ayam belakangan ini dipicu oleh percepatan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, peningkatan kebutuhan bahan pangan dalam jumlah besar membuat harga dua komoditas tersebut bergerak naik di sejumlah daerah.
"Terakhir ini kan akselerasi percepatan makan bergizi (MBG) itu luar biasa sehingga telur ayam itu ada kenaikan harga 6-7 persen," kata Zulhas di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan dampak program MBG mulai terasa di lapangan seiring peningkatan permintaan yang cukup signifikan.
Zulhas menjelaskan lonjakan harga tidak terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa daerah bahkan mencatat tren penurunan untuk komoditas tertentu.
"Memang ada daerah-daerah tertentu, misalnya di Papua ada komoditi tertentu yang naik tapi ada juga yang turun," ujarnya.
Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga, pemerintah disebut akan mempercepat langkah menuju swasembada pangan, khususnya untuk komoditas sumber protein seperti telur, ayam, dan ikan.
"Oleh karena itu, maka tahun depan swasembada pangan harus kita percepat lagi apakah telur, ayam, ikan, dan seterusnya yang memang kita perlu waktu untuk membangun," ujar Zulhas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Oktober 2025, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi bulanan terbesar dengan kenaikan 0,38 persen dan andil 0,11 persen terhadap inflasi nasional.
Dari kelompok tersebut, komoditas daging ayam ras mencatat inflasi 8,59 persen.
BPS juga mencatat komoditas lain seperti cabai merah dan cabai hijau turut menyumbang tekanan harga, masing-masing meningkat 39,52 persen dan 22,27 persen dibanding bulan sebelumnya.
(del/sfr)