Purbaya Ungkap Bukti Kepercayaan Rakyat ke Prabowo Sudah Pulih
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Prabowo Subianto yang sempat runtuh selama beberapa bulan terakhir kembali naik.
Bukti ia berikan berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Data LPS menunjukkan Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah (IKKP) melonjak ke level 130,6 pada Oktober 2025, naik signifikan dari posisi 117,3 pada September.
"Kalau saya lihat yang paling penting untuk saya sebagai pemerintah adalah bagaimana penilaian masyarakat ke pemerintah. Membaik apa enggak," kata Purbaya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).
Ia menjelaskan pada Juli hingga September indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sempat anjlok ke titik yang mengkhawatirkan akibat tekanan ekonomi yang meluas. Penurunan tersebut, menurutnya, mencerminkan kesulitan ekonomi yang nyata dirasakan masyarakat.
"Pada waktu bulan Juli, Agustus, September turun ke level yang rendah sekali. Ke level yang membahayakan. Jadi demo-demo itu menandakan bahwa masyarakat enggak puas ke pemerintah karena ekonominya memburuk," ujar Purbaya.
Data LPS memperlihatkan, indeks IKKP anjlok dari 117,3 pada Juli-Agustus ke 101,5 pada September, sebelum akhirnya berbalik naik tajam pada Oktober.
Purbaya menjelaskan pemulihan kepercayaan publik ini merupakan hasil dari kebijakan fiskal yang ia ambil secara counter-cyclical untuk mengoreksi perlambatan ekonomi yang terjadi akibat kebijakan moneter yang dinilainya terlalu ketat pada pertengahan tahun.
"Tanpa orang sadari sebetulnya sejak setahun terakhir, bahkan setahun setengah terakhir ya, ekonomi diperlambat dengan kebijakan-kebijakan moneter yang tidak terlalu akurat. Dari bulan sampai April tahun ini sebetulnya bagus, udah ada recovery, tapi Mei, Juni, Juli, Agustus, ekonomi dicekik lagi dengan seperti menghilangnya uang dari sistem perekonomian," kata Purbaya.
Alih-alih menambah utang baru atau memperluas defisit, ia memilih mengoptimalkan dana pemerintah yang selama ini mengendap di Bank Indonesia (BI).
"Saya lihat kan, pemerintah punya uang banyak di bank sentral. Setiap tahun sisanya banyak tuh, Rp400 triliun-Rp500 triliun. Jadi saya pikir, kita belanjakan itu cepat. Saya balikin Rp200 triliun pro-cyclical ekonominya kan," ujarnya.
Langkah tersebut, lanjutnya, berhasil menambah suplai uang di sistem keuangan dan menurunkan suku bunga.
"Kalau dipindahin ke sistem gimana? Pasti bunga turun, karena ada supply, tambahan uang di perekonomian. Saya tambah supply-nya, harganya turun. Harga uang adalah bunga. Jadi bunga turun," jelasnya.
Purbaya menyebut dengan turunnya bunga dan meningkatnya likuiditas, tanda-tanda perbaikan mulai tampak dari naiknya kredit dan meningkatnya optimisme masyarakat.
"Kalau bunga turun, semuanya biasanya bergerak. Jadi itu yang saya kerjakan. Tanpa macem-macem, saya lakukan kebijakan kontra-siklikal, mendorong ekonomi. Dan sekarang lumayan bagus kelihatannya. Kalau saya lihat bunga turun dan optimisme masyarakat udah balik, gerakan ekonomi mulai tumbuh," katanya.
Kenaikan indeks kepercayaan konsumen terhadap pemerintah, menurutnya, menjadi bukti nyata bahwa masyarakat mulai kembali optimistis terhadap arah kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan data LPS, komponen yang mencatat level tertinggi adalah kemampuan pemerintah dalam memberikan rasa aman dan menjaga ketertiban umum, disusul indikator kemampuan menyediakan sarana umum yang nyaman. Nilai indeks di atas 100 menunjukkan bahwa keyakinan masyarakat terhadap pemerintah berada di zona positif.
Dengan perbaikan tersebut, Purbaya berharap pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025 bisa mencapai di atas 5,5 persen.
"Tujuannya supaya ekonomi triwulan keempat ini tumbuh di atas 5,5 persen," ujarnya optimistis.
(del/agt)