Harga Minyak Dunia Tertahan Lesu Permintaan dan Kelebihan Pasokan

CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2025 11:33 WIB
Harga minyak mentah dunia bergerak datar pada awal perdagangan Kamis (6/11) di tengah lemahnya permintaan global dan kelebihan pasokan di pasar.
Harga minyak mentah dunia bergerak datar pada awal perdagangan Kamis (6/11) di tengah lemahnya permintaan global dan kelebihan pasokan di pasar. (Foto: Tangkapan layar twitter @@PIF_en)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia bergerak datar pada awal perdagangan Kamis (6/11), setelah sebelumnya anjlok ke level terendah dalam dua pekan akibat tekanan dari lemahnya permintaan global dan kelebihan pasokan di pasar.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik tipis 2 sen atau 0,03 persen menjadi US$63,54 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat (WTI AS) tercatat stabil di level US$59,60 per barel.

Dalam catatan J.P. Morgan, permintaan minyak global hingga 4 November 2025 hanya naik 850 ribu barel per hari (bph), lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 900 ribu bph.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank tersebut menilai konsumsi minyak di AS masih lesu, tercermin dari rendahnya aktivitas perjalanan dan pengiriman kontainer.

Penurunan harga juga dipicu oleh laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) yang mencatat kenaikan stok minyak mentah sebesar 5,2 juta barel menjadi 421,2 juta barel dalam sepekan terakhir. Angka itu jauh melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sekitar 603 ribu barel.

Lembaga riset Capital Economics memperkirakan tekanan terhadap harga minyak masih akan berlanjut dalam waktu dekat.

"Kami memperkirakan tekanan turun pada harga minyak akan terus bertahan, dengan proyeksi harga di kisaran US$60 per barel pada akhir 2025 dan US$50 per barel pada akhir 2026," tulis lembaga itu dalam sebuah catatan.

Harga minyak global sendiri telah mencatat penurunan selama tiga bulan berturut-turut hingga Oktober 2025, seiring kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan. Kondisi ini diperburuk oleh peningkatan produksi dari negara-negara anggota OPEC dan sekutunya, serta produsen non-OPEC yang terus menambah output.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER