Mendag Respons Cak Imin Sebut Minimarket di Kampung Bunuh UMKM

CNN Indonesia
Jumat, 07 Nov 2025 19:59 WIB
Mendag Budi Santoso merespons pernyataan Menko PM Muhaimin Iskandar yang menyebut minimarket dan ritel modern telah membunuh UMKM. (CNN Indonesia/Dela Naufalia).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang menyebut minimarket dan ritel modern telah membunuh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Budi menilai justru kini telah ada pola kemitraan yang memungkinkan toko ritel besar dan pelaku usaha kecil bisa hidup berdampingan.

"Sekarang kan sudah ada pola kemitraan. Dulu-dulu waktu awal-awal memang isu itu suka muncul. Ingat kan waktu muncul convenient store? Ketika itu banyak isu kayak gitu, terus pemerintah, Kemendag waktu, itu bikin namanya pola kemitraan antara ritel model dan toko kelontong," ujar Budi saat ditemui di Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (7/11).

Menurutnya, pola kemitraan tersebut menjadi cara agar toko kelontong tetap dapat bertahan di tengah ekspansi jaringan ritel besar.

Dalam skema ini, ritel modern memasok barang-barang kebutuhan ke toko kelontong dengan harga yang lebih kompetitif. Dengan demikian, toko di tingkat lokal tetap bisa menjual dengan margin yang sehat.

"Pola kemitraannya, ritel model itu memasok produk-produk ke toko kelontong untuk dijual tentu dengan harga yang lebih miring. Jadi akhirnya toko-toko kelontong yang masuk gang-gang itu juga masih hidup terus karena untuk mendapatkan barang juga," ujarnya.

Budi menambahkan pola kemitraan yang dijalankan kini tidak sebatas dalam hal pasokan barang. Pemerintah bersama pelaku ritel juga melakukan pembinaan terhadap toko-toko kecil, terutama dalam hal pengelolaan usaha dan strategi pemasaran.

"Pola kemitraan sampai sekarang itu enggak hanya sekedar memasok barang, tapi bahkan manajemennya, cara display, manajemen keuangan. Dan kita tidak hanya dengan ritel model, kita juga dengan yang lain-lain melakukan pembinaan ke UMKM, ke toko-toko kelontong biar enggak tertinggal," jelasnya lebih lanjut.

Ia menyebut pembinaan serupa juga dilakukan di pasar rakyat, termasuk pelatihan jualan daring agar pedagang kecil bisa beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.

"Termasuk ke pasar rakyat kan kita ajarin cara jualan online seperti apa, ya biar enggak ketinggalan juga. Artinya dia punya toko fisiknya, tapi juga bisa jualan secara online," katanya.

Budi mengungkapkan Kemendag juga menggandeng perusahaan teknologi seperti Meta Indonesia untuk membantu UMKM memahami cara berjualan melalui platform digital.

"Kemarin kita juga ketemu dengan Meta (Indonesia), terus ya gimana nanti ngajarin UMKM itu cara jualan melalui layanan dia. Jadi toko tetap ada," ujarnya.

Menanggapi kembali tudingan soal dominasi ritel modern, Budi menilai yang terpenting adalah mencari pola agar semua pihak dapat saling membutuhkan dan berkembang bersama.

"Pada prinsipnya, kita itu pengen mereka tuh bagaimana hidup berdampingan, saling membutuhkan. Ya nanti polanya kita cari," katanya.

Budi juga menilai dinamika antara ritel besar dan toko kecil merupakan bagian dari proses transformasi yang pernah terjadi saat munculnya ritel modern, dan kini juga terjadi antara perdagangan offline dan online.

"Ini juga yang terjadi di offline-online. Dulu transisi ritel modern dengan toko kelontong. Nah, ini proses transformasi, salah satunya kalau offline-online melalui hybrid. Toko kelontong juga udah mulai cari. Banyaklah yang kita lakukan," ujarnya.

Sebelumnya, Cak Imin menyebut ritel-ritel raksasa yang masuk hingga ke kampung-kampung telah membunuh ekonomi rakyat dan pelaku UMKM.

"Kita mengerti betul retail-retail raksasa yang masuk ke kampung-kampung kita, bahkan membunuh ekonomi rakyat, termasuk membunuh para pelaku UMKM," kata Cak Imin dalam acara Satu Tahun Pemberdayaan Masyarakat: Langkah Awal Transformasi Bangsa di Jakarta Pusat, Selasa (28/10).

Ia menyebut ekspansi ritel besar menjadi ancaman bagi tumbuhnya usaha kecil dan menengah, dan mengapresiasi kepala daerah yang membatasi penyebaran toko modern di wilayahnya.

Sebagai langkah pemberdayaan ekonomi rakyat, Cak Imin mendorong pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih agar menjadi kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat.

(del/dhf)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK