Satu Tahun Prabowo-Gibran: Fondasi Penting Menuju Indonesia Emas 2045
Tepat 20 Oktober 2025, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka genap berusia satu tahun. Dalam periode singkat ini, berbagai program prioritas sukses diluncurkan dan menunjukkan dampak nyata bagi masyarakat.
Menurut Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran telah berhasil meletakkan fondasi kuat untuk menuju Indonesia Emas 2045.
"Presiden ingin agar negara ini hadir melindungi dan melayani masyarakat dari dalam kandungan sampai akhir hayat. Kunci utamanya adalah pengembangan sumber daya manusia," ujarnya dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) NgobrolINdonesia yang mengangkat tema 'Potret Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran', Rabu (22/10).
Ia menyebutkan, langkah awal yang ditempuh adalah tata kelola keuangan yang berhasil mengamankan Rp300 triliun APBN yang berpotensi diselewengkan. Langkah ini tidak hanya berkaitan dengan perbaikan administrasi atau efisiensi birokrasi, tetapi juga menyangkut komitmen untuk memastikan setiap rupiah uang rakyat digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat.
Qodari menilai langkah ini menjadi bukti nyata disiplin fiskal dan efisiensi birokrasi yang diterapkan sejak awal pemerintahan.
"Jumlah Rp300 triliun itu bukan angka kecil. Itu adalah wujud nyata reformasi fiskal yang dilakukan secara sistematis, dengan membangun disiplin anggaran, memperkuat transparansi, dan mengefisienkan proses birokrasi," kata dia.
Dana hasil efisiensi tersebut kemudian digunakan untuk mendanai berbagai program prioritas, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), serta penguatan pendidikan dan ekonomi rakyat melalui Sekolah Rakyat dan Koperasi Merah Putih.
Reformasi fiskal ini dilakukan melalui perbaikan sistem pengawasan, transparansi digital, serta penyederhanaan rantai birokrasi. Tujuannya jelas, memastikan uang rakyat kembali sepenuhnya kepada rakyat dalam bentuk manfaat nyata.
"Presiden menegaskan, setiap rupiah harus memberi nilai tambah bagi masyarakat. Itulah semangat utama reformasi fiskal yang kini menjadi fondasi penting menuju Indonesia Emas 2045," tutur Qodari.
MBG: Fundamental SDM Menuju Visi 2045
Program MBG menjadi salah satu capaian paling menonjol. Dalam kurang dari setahun, program ini telah menjangkau hampir 40 juta penerima dengan proyeksi mencapai 40-45 juta penerima pada akhir 2025.
"Brazil mencapai angka 40 juta penerima dalam waktu 11 tahun, kita hanya dalam kurang dari satu tahun. Ini prestasi luar biasa," kata Qodari.
Ia melanjutkan, program ini menargetkan total 83 juta penerima, mayoritas anak-anak, namun juga mencakup ibu hamil dan ibu menyusui. Saat ini, program telah menyajikan 1,4 juta porsi per hari melalui sekitar 32.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Dirinya menambahkan, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa jika MBG berjalan konsisten, sekitar 40-50% masalah kesehatan masyarakat Indonesia dapat diatasi ke depan. Program ini secara khusus ditujukan untuk mengatasi stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya.
"Bayangkan, 20% anak Indonesia mengalami stunting. Dari 80 juta anak, itu berarti 16 juta anak. Angka yang sangat besar," jelas dia mengenai urgensi program ini.
Visi jangka panjangnya sangat strategis. Anak-anak berusia 5 tahun yang menerima program ini akan berusia 25 tahun pada 2045, tepat saat Indonesia memasuki momentum Indonesia Emas.
"Dengan protein yang bagus, IQ generasi emas Indonesia tidak akan kalah dengan bangsa lain," tambah Qodari.
Meski begitu, lanjut Qodari, Pemerintah juga tidak menutup mata terhadap sejumlah kendala teknis di lapangan. Berbagai langkah perbaikan juga segera dilakukan, mulai dari penerapan sertifikasi LAIK (Layak Konsumsi), monitoring rutin oleh Puskesmas, hingga sertifikasi HACCP.
CKG: Transformasi Paradigma Layanan Publik
Selain MBG, program CKG juga menjadi wujud nyata kehadiran negara. Program ini memberi hak bagi setiap warga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan secara cuma-cuma di fasilitas kesehatan terdekat.
Qodari menyebut, data agregat dari program ini akan menjadi dasar kebijakan kesehatan nasional.
"Misalnya, jika penyakit diabetes meningkat, pemerintah bisa segera menambah dokter spesialis, atau memberlakukan cukai minuman berpemanis," jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya komunikasi publik agar masyarakat memahami hak dan manfaat program pemerintah. Menurutnya, kebijakan publik tanpa komunikasi yang baik sulit diterima.
Dia mencontohkan program CKG. Menurutnya, jika hanya separuh masyarakat yang mengetahui program ini, maka peserta yang memanfaatkannya bisa jauh lebih sedikit.
Karena itu, agar program berhasil, informasi harus sampai ke seluruh masyarakat. Hal ini bergantung pada komunikasi, termasuk peran media massa dan media sosial.
"Presiden sendiri telah menyampaikan publik bahwa komunikasi harus ditingkatkan, dan KSP membantu mengoptimalkan koordinasi komunikasi antar kementerian/lembaga," tutur dia.
Diplomasi dan Ekonomi Agresif
Di panggung internasional, Presiden Prabowo juga berhasil menyelesaikan negosiasi Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang berlarut-larut bertahun-tahun. Kesepakatan ini membuka akses ekspor lebih luas dengan penghapusan hambatan tarif bagi produk Indonesia, termasuk minyak sawit.
"Presiden Prabowo punya kemampuan diplomasi yang kuat dan jaringan luas. Beliau membangun hubungan baik dengan semua pemimpin dunia, dari Donald Trump hingga Emmanuel Macron. Ini membuat posisi tawar Indonesia semakin tinggi di tengah perang dagang global," ujar Qodari.
Di tingkat akar rumput, pemerintah juga mendorong pemerataan ekonomi melalui program koperasi Merah Putih dan pemberdayaan UMKM di desa. Qodari menyebut, langkah ini sejalan dengan pesan utama Presiden, yakni agar kekayaan alam dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
"Presiden ingin agar masyarakat desa tidak sekadar menjadi konsumen, tapi juga produsen. Ekonomi rakyat harus tumbuh dari bawah," katanya.
Hingga kini, tercatat sekitar 80 ribu koperasi Merah Putih telah berdiri sebagai motor ekonomi lokal.
Meski capaian selama satu tahun ini cukup menggembirakan, Qodari mengakui masih ada PR, terutama soal sosialisasi. Namun, satu hal yang pasti, janji-janji kampanye telah ditunaikan.
"Sabdo pandito ratu, pemimpin bisa dipegang kata-katanya. MBG dilaksanakan, CKG dilaksanakan, Sekolah Rakyat didirikan. Semua fasilitas untuk anak-anak miskin dipenuhi," pungkasnya.
Satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran memang baru meletakkan fondasi. Namun fondasi yang kuat ini menjadi titik tolak bagi perjalanan ke depan menuju Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan berdaulat.
(ory/ory)