Pertamina Temukan Harta Karun Terbesar, Ini Lokasinya

CNN Indonesia
Kamis, 20 Nov 2025 08:24 WIB
Ilustrasi. Pertamina menemukan sumur dengan kapasitas 724 juta barel setara minyak, temuan terbesar dalam satu dekade terakhir. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) menemukan "harta karun" terbesar dalam 10 terakhir berupa 724 juta barel migas.

Wakil Direktur Utama (Wadirut) Pertamina Oki Muraza mengatakan temuan ini disebut-sebut sebagai yang terbesar di sektor hulu migas.

"Di sektor hulu migas, kita berhasil menemukan the largest discovery dalam 10 tahun terakhir. Kita berhasil menemukan migas nonkonvensional atau MNK di WK Rokan," kata Oki pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (19/11).

Oki berkata temuan potensi 724 juta barel setara minyak hanya berasal dari satu struktur. Menurutnya, potensi migas nonkonvensional di Indonesia jauh lebih besar dari itu.

"Harta karun" ini pernah diungkap PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada November 2024. Mereka menyebut temuan itu berasal dari Sumur Gulamo DET-1, yakni sumur MNK pertama di Indonesia yang berhasil membuktikan adanya aliran hidrokarbon ke permukaan.

MNK adalah migas yang terbentuk dan terkekang pada batuan reservoir berbutir halus serta berpermeabilitas rendah di dalam zona kematangan.

MNK akan ekonomis apabila diproduksi melalui pengeboran horizontal dengan menggunakan teknik stimulasi hydraulic fracturing, antara lain shale oil, shale gas, tight sand oil, tight sand gas, gas metana batu bara, dan methane-hydrate.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengungkap sejumlah upaya perseroan untuk melepas atau mengurangi ketergantungan impor LPG.

"Terkait dengan LPG, ini sebagai substitusi dan mengurangi impor, ini juga sudah kita masukkan program strategis kita untuk melakukan pembangunan LPG Plant untuk mengurangi porsi dari LPG impor," ucap Emma.

"Dan CNG untuk substitusi dan mengurangi impor dari LPG, juga Jaringan Gas Kota. Ini yang akan dilakukan oleh kolaborasi dari subholding upstream dan subholding PGN untuk mengurangi impor dan substitusi dari LPG," ujarnya.

(dhf)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK