Petani Girang Prabowo Turunkan Harga Pupuk dan Naikkan Harga Gabah
Penurunan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen dan kenaikan harga gabah kering panen (GKP) menjadi Rp6.500 per kilogram dinilai membuat kondisi usaha tani di Jonggol semakin menguntungkan.
Petani dan pelaku kios menyebut kebijakan ini langsung terasa karena biaya produksi turun sementara harga jual padi berada di level yang dianggap bagus.
Uki, petani dari Desa Balai Kambang, Jonggol, mengatakan turunnya harga pupuk sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 membuat beban petani lebih ringan.
"Kalau para petani sangat senang sekali. Apalagi sekarang harga padi kan HET-nya sudah bagus. Kami mohon kepada Bapak Presiden, masalah pupuk jangan dinaikkan lagi, malah kalau bisa diperbanyak," ujar Uki saat menebus pupuk di sebuah kios di Jonggol dalam keterangannya, Selasa (25/11).
Ia menilai kombinasi pupuk murah dan HPP GKP Rp6.500 per kilogram memberikan ruang lebih besar bagi petani.
"Alhamdulillah sangat membantu. Kepada Bapak Presiden Pak Prabowo, saya berterima kasih karena harga pupuk sudah diturunin. Dulu harga pupuk dan harga padi itu hampir seimbang. Kalau sekarang pupuk murah, turun 20 persen, sementara harga padi tinggi. Jadi ada kelebihanlah untuk petani," katanya.
Uki juga menyebut stok pupuk subsidi kini tersedia lebih baik. Penebusan cukup menggunakan KTP bagi petani yang terdaftar di RDKK atau Simluhtan.
"Penebusan sekarang sangat mudah. Pupuknya banyak, tidak seperti dulu. Sekarang cukup bawa KTP, di situ sudah tertera. Asalkan tercantum di Simluhtan," ujarnya.
Dari sisi kios, pemilik Kios Berkah Tani Koyum mencatat kenaikan penebusan pupuk sejak harga turun. Menurutnya, 70 persen stok telah terserap meski belum memasuki akhir tahun.
"Dulu, sebelum harga pupuk turun, stok kita hanya habis 80 persen dari alokasi," katanya.
Ia berharap tren harga gabah ikut meningkat seiring semakin terjangkaunya pupuk.
"Alhamdulillah sekali, Pak Prabowo nurunin harga. Petani sangat senang, saya sebagai pedagang juga senang sekali. Terima kasih, Pak Presiden. Mudah-mudahan dengan harga pupuk turun, harga jual gabah meningkat, hasil panen juga meningkat," ujarnya.
Kebijakan penurunan harga pupuk melalui Kepmentan Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 berlaku sejak 22 Oktober 2025, mengatur penurunan HET pupuk Urea dan NPK hingga 20 persen.
Pemerintah menetapkan HPP GKP Rp6.500 per kilogram yang berlaku sejak 15 Januari 2025 bagi seluruh pelaku usaha penggilingan.
Ketua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wilayah XII Jonggol-Sukamakmur Jajang menyebut para petani menyambut kebijakan tersebut dengan antusias.
"Para petani antusias dan bahagia. Sekarang, apalagi harga gabah kering panen tinggi, petani itu sangat bahagia," katanya, Selasa (26/11).
Ia berharap target swasembada pangan pada 2026 dapat tercapai.
"Mudah-mudahan swasembada pangan semakin sukses dan terlaksana pada 2026. Hasil panen petani tinggi, harga pupuk murah, dan petani bahagia," ujarnya.
Menurut Jajang, pendampingan penebusan pupuk terus dilakukan agar petani tidak mengalami kendala administrasi.
"Kami mendampingi kelompok tani. Kami juga terus berkoordinasi dengan distributor dan kios pupuk. Alhamdulillah tidak ada kendala. Jadi sekarang petani tinggal datang ke kios membawa KTP, jika datanya sudah masuk dalam e-RDKK, kios langsung melayani," jelasnya.
Ia menambahkan stok pupuk tersedia di seluruh kios dan penyalur.
Endang Suryadi, petani Jonggol lainnya, menyebut dampak turunnya harga pupuk terasa signifikan bagi biaya produksi.
"Alhamdulillah, padi kering sekarang sekitar Rp775 ribu per kuintal. Harapan ke depan, pupuk jangan naik lagi, Pak. Petani sudah nyaman. Alhamdulillah, terima kasih sudah dibantu Pak Prabowo," ujarnya.
Ia mengatakan penghematan biaya pupuk dapat dialihkan ke kebutuhan lain.
"Alhamdulillah dampaknya besar banget. Misalkan buat beli pupuk tadinya kan segitu, sekarang bisa belanja yang lain Pak, buat obat-obatan, bisa dibagi lah," katanya.
Endang berharap harga gabah tetap stabil atau meningkat agar manfaat penurunan harga pupuk tidak tergerus.
"Terus mohonlah harga padinya tidak ikut turun, itu aja. Mohon harga padinya distabilkan lagi aja gitu. Harusnya naik gitu," ujarnya.
(del/dhf)