Mentan Sumbang Benih-Alsintan Buat Korban Banjir Sumatra
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan pemerintah menyalurkan bantuan benih dan alat mesin pertanian (alsintan) untuk sekitar 30 ribu hektare lahan sawah yang gagal panen (puso) akibat banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Amran menyebut bantuan mulai disalurkan segera agar petani bisa kembali menanam tanpa harus menunggu lama.
"Tolong yang puso, nanti aku kirim bantuan benih gratis dari pusat. Mulai hari ini bekerja, list mana kami beri bantuan benih," kata Amran dalam konferensi pers di Kementan, Jakarta Selatan, Selasa (2/12).
Ia menuturkan lahan yang puso sejatinya masuk jadwal panen dalam waktu dekat, namun seluruh areal terdampak akan langsung mendapat intervensi pemerintah. Selain benih, Kementan juga menyiapkan alsintan bila petani membutuhkannya.
"Bila memerlukan peralatan, dia tidak punya alat, kasih peralatan. Traktor, sudah jalan," ujarnya.
Amran menegaskan banjir yang merendam sekitar 28 ribu hektare sawah, dibulatkan menjadi 30 ribu hektare sebagai dasar kebutuhan bantuan, tidak mengganggu produksi beras nasional. Menurutnya, kapasitas produksi Sumatra dan Aceh masih berada pada posisi surplus.
"Enggak ada dampak. Aceh surplus 870 ribu ton, Sumatera juga surplus. Sawah kita 11 juta hektare, jadi 30 ribu dibanding 11 juta itu 0,0 persen," jelasnya.
Ia memastikan pengiriman benih dimulai hari ini. Petani juga dapat langsung kembali menanam karena kondisi musim hujan mendukung percepatan tanam.
Selain produksi, Amran menambahkan stok beras di gudang juga tidak terdampak meski banjir meluas di beberapa provinsi. Hal ini karena cadangan yang tersedia saat ini masih berada pada kondisi aman.
"Aman. Enggak (terdampak), karena memang sudah surplus," kata dia saat ditanya soal potensi gangguan stok.
Banjir dan longsor besar melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November. Di Aceh, Posko Tanggap Darurat mencatat 173 korban meninggal dan lebih dari 443 ribu warga mengungsi hingga 2 Desember. Ribuan rumah, fasilitas umum, dan lahan pertanian rusak.
Basarnas melaporkan total 447 korban meninggal dari tiga provinsi tersebut, dengan 399 orang masih hilang. Total warga terdampak mencapai lebih dari 33 ribu jiwa, sementara evakuasi dan pencarian masih terus dilakukan.
(del/agt)