Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan nasional mencapai 10,15 persen pada 2026.
Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan angka itu naik dari prediksi pertumbuhan kredit tahun ini di level 8,74 persen.
"Pada 2025 kami perhatikan pertumbuhan kredit 874 persen kemudian akan meningkat di 10,15 dengan berbagai kebijakan-kebijakan dari sisi fiskal dan monetar, ditambah dengan berbagai kebijakan-kebijakan insentif l yang lainnya di sisi sektoral untuk mendorong demand," katanya dalam BSI Sharia Economic Outlook 2026 di Wisma Habibie Ainun, Jakarta, Kamis (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk syariah, total aset keuangan syariah diperkirakan naik dari Rp3.158 triliun pada 2025 menjadi sekitar Rp3.508 triliun pada 2026, dengan pertumbuhan sekitar 14,8 persen. Aset perbankan syariah sendiri diproyeksikan menembus Rp1.205 triliun.
Lihat Juga : |
"Keuangan syariah tidak lagi sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi salah satu pilar pertumbuhan sektor keuangan nasional. Pertumbuhan aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah yang konsisten dua digit menunjukkan kepercayaan dan preferensi masyarakat yang terus menguat," ujarnya.
Tim ekonom BSI juga menyoroti industri halal menjadi penguat penting bagi kinerja perdagangan dan konsumsi. Konsumsi produk halal domestik diperkirakan mencapai US$259,8 miliar pada 2026, tumbuh sekitar 5,88 persen, dan menyumbang lebih dari 30 persen konsumsi rumah tangga nasional.
Di sisi ekspor, produk diproyeksikan naik menjadi US$73,9 miliar dengan pertumbuhan sekitar 8,73 persen. termasuk ekspor non-sawit yang terus meningkat.
Selain itu, penerimaan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL) diproyeksikan naik dari Rp44,56 triliun pada 2025 menjadi Rp52,66 triliun pada 2026, tumbuh 18,17 persen (yoy).
(fby/pta)