Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta maaf atas kegaduhan publik terkait data bantuan beras untuk korban banjir di Sumatra.
"Ini yang dikirim beras, langsung sekjen tengah malam saya telepon. Bahayanya. Salah saja, 'oh anu, Pak satuannya salah'. Lah gimana, sudah disampaikan ke semua orang. Sampaikan cepat bahwa satuannya salah, yang sak. Clear ya, clear ya. Jadi salah tulis, maafkan aku karena aku manusia biasa," ujar Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (11/12).
Ia menegaskan kekeliruan terkait penulisan satuan pada data bantuan beras tersebut bukan penyimpangan ataupun korupsi seperti yang beredar di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran menjelaskan satuan yang benar adalah paket berisi 5 kg seharga Rp60 ribu. Ia menegaskan bantuan yang dikirim justru melebihi data awal, termasuk logistik lain seperti mi instan dan minyak goreng.
Menurutnya, kekeliruan satuan ini tidak boleh diseret pada tuduhan korupsi.
"Justru yang ditulis 21 ribu kilogram, tetapi sesungguhnya terkirim 100 ton karena satu paket 5 kilogram," ucapnya.
Amran menyampaikan seluruh bantuan dihimpun dari donasi pribadi para pejabat dan mitra strategis Kementan, bukan dari anggaran negara. Total nilai donasi yang terkumpul mencapai Rp75 miliar, ditambah bantuan negara sebesar Rp1,2 triliun untuk penanganan bencana.
Ia menegaskan siap bertanggung jawab penuh apabila ditemukan pelanggaran.
"Kalau ada korupsi di (Kementerian) Pertanian, aku pastikan 1x24 jam saya pecat. Kalau ada yang main-main, kami yang melapor ke penegak hukum seberat-beratnya," tegasnya.
Amran juga berterima kasih kepada media dan masyarakat yang mengoreksi data tersebut. Ia menilai kritik publik menjadi bagian dari pengawasan bersama.
"Terima kasih kepada media. Yang tertulis kecil, tapi yang dikirim perusahaan justru lebih. Yang penting jangan fitnah ya. Aku tidak ingin kepercayaan masyarakat hilang," ujarnya.
Kegaduhan bermula dari beredarnya foto data bantuan bencana di media sosial yang menginterpretasikan harga beras bantuan senilai Rp60 ribu per kg.
Kementan sebelumnya menjelaskan angka volume 21.874 pada data awal merujuk pada jumlah paket, masing-masing berisi 5 kg beras, bukan per kg.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan Moch Arief Cahyono menyampaikan permintaan maaf atas ketidakjelasan satuan tersebut dan menegaskan bahwa seluruh data telah diperbaiki.
Menurut Arief, bantuan beras pemerintah mencapai 1.200 ton senilai Rp16 miliar, dan seluruh bantuan dari mitra disalurkan dalam bentuk barang, bukan dibeli menggunakan anggaran negara.
Kementan memastikan proses distribusi bantuan diawasi secara ketat melalui Inspektorat Jenderal dan siap diaudit.
"Setiap sen uang donasi akan dipertanggungjawabkan dan diaudit. Yang terpenting kini adalah memastikan bantuan benar-benar sampai kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan di lapangan," ujar Arief.
(del/sfr)