Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus baru dan kematian akibat virus Ebola terus dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan di empat negara Afrika Barat, yakni Guinea, Liberia, Nigeria dan Sierra Leone.
Berdasarkan data dari laman WHO, pada 1 Agustus 2014 jumlah kumulatif kasus dikaitkan dengan virus Ebola di empat negara tersebut terdiri 1.603 kasus, termasuk 887 kematian.
Masuknya virus Ebola ke Indonesia bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Sejauh ini memang tidak ada orang yang terjangkit virus Ebola di Indonesia. Apalagi menurut Kementerian Kesehatan RI di Indonesia tidak ada penerbangan langsung dari atau ke negara-negara di Afrika yang terjangkit virus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun salah satu kondisi yang perlu diantisipasi adalah menjelang musim haji yang akan dimulai sekitar bulan September mendatang. Saat musim berhaji tiba, sangat besar kemungkinan warga Indonesia berinteraksi langsung dengan warga dari negara-negara dimana saat ini Ebola sudah mewabah.
Karenanya, pemerintah sudah mengingatkan untuk tetap waspada akan kemungkinan masuknya virus tersebut.
"Pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah sampai saat ini adalah terus mengingatkan untuk tetap waspada,” kata Slamet, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung saat ditemui CNN Indonesia di Kementerian Kesehatan (5/8).
“Namun tidak ada kebijakan untuk mewaspadai orang-orang Afrika yang berada di Indonesia maupun penanganan lebih lanjut mengenai hal ini.”
***
Slamet mengatakan, Ebola menular melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh, feses dan lain-lain, tidak melalui udara. Jadi kemungkinan penularan di dalam pesawat relatif kecil.
Pasien Ebola memiliki gejala seperti demam, tubuh yang amat lemah, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, diare, ruam di kulit, kerusakan ginjal dan hati serta perdarahan dalam tubuh.
"Dengan gejala-gejala seberat itu maka tentu kecil kemungkinan seseorang dapat bepergian dengan pesawat udara. Tetapi tetap saja kewaspadaan perlu dijaga di pesawat yang datang dari negara terjangkit,” kata Slamet.
Slamet melanjutkan saat ini sudah ada petunjuk bagi kru pesawat dari negara terjangkit. Seperti memisahkan orang yang mereka curigai, menggunakan sarung tangan, melapor ke bandara kedatangan, dan lain-lain.
Kekhawatiran lain muncul akan kemungkinan penularan Ebola dari hewan-hewan yang diimpor ke Indonesia. Tetapi sejauh ini tidak ada hewan yang diimpor maupun diekspor ke negara yang terjangkit.
Pasien Ebola pertama yang diketahui dirawat di Amerika Serikat adalah Kent Brantly. Brantly yang seorang dokter itu sedang menangani pasien Ebola di Liberia saat kemudian ia jatuh sakit.
Korban lainnya adalah seorang dokter di Nigeria yang menangani pasien Ebola. Pada Senin (4/8) sang dokter di Nigeria itu dilaporkan positif tertular Ebola.
Menurut Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, dengan sudah meluasnya kasus Ebola di Afrika sejak beberapa bulan yang lalu maka petugas kesehatan sudah harus waspada dalam bekerja. Meski tetap saja dokter juga bisa tertular.
Hal ini menunjukkan bahwa kewaspadaan dalam perawatan di rumah sakit perlu jadi perhatian utama.