KANKER PADA ANAK

Belajar Tentang Dokter Keluarga dari Negara Tetangga

CNN Indonesia
Rabu, 20 Agu 2014 18:25 WIB
Satu dokter bagi seluruh anggota keluarga akan lebih efektif untuk menangani penyakit yang salah satu pemicunya adalah masalah genetis. Misalnya saja pada kanker.
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsep dokter keluarga memang belum cukup populer di Indonesia. Padahal dengan cara satu dokter bagi seluruh anggota keluarga akan lebih efektif untuk menangani penyakit yang salah satu pemicunya adalah masalah genetis. Misalnya saja pada kanker.

Seperti dikatakan Trevino A. Pakasi dari Divisi Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dengan sistem dokter keluarga penanganan dini kanker pada anak bisa lebih baik.

Misalnya saja pada kasus Silvia, gadis 14 tahun yang didiagnosa mengidap Rhabdomyosarcoma (RMS) stadium IV. Ini adalah jenis kanker yang tumbuh di jaringan halus tubuh seperti misalnya di otot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena ditemukan sudah pada stadium lanjut muncul pertanyaan apa yang salah dengan sistem kesehatan kita?” kata Trevino.

Berbagai dugaan penyebab deteksi kanker Silvia yang terlambat bisa muncul. Mulai dari kerentanan secara genetis, lingkungan rumah yang tidak kondusif, hingga minimnya peran Puskesmas.

Idealnya memang Puskesmas  harus bisa memberikan pelayanan komprehensif. Sementara faktanya kebanyakan dokter Puskesmas setelah memberikan rujukan ke rumah sakit tidak mengecek pasien lagi.

Apakah sudah menjalankan  terapi dengan displin atau tidak.  “Tahu-tahu keluarga pasien balik lagi ke Puskesmas minta surat kematian.”

Masyarakat masih sering kebingungan dengan terminologi dokter keluarga dan dokter layanan primer, padahal yang membedakan hanya tempat kerjanya saja.

Dokter keluarga lingkup pendekatan dalam penatalaksanaan tidak dibatasi dlm layanan primer maupun sekunder. Sedangkan dokter layanan primer berada dlm sistem kesehatan primer seperti Puskesmas, klinik pratama.

Konsep dokter keluarga sudah menjadi standar di Asia Tenggara sejak 2006. Di Vietnam misalnya, semua pusat kesehatan masyarakat harus punya ahli medis yang terlatih untuk  menjadi dokter keluarga.

Di Thailand ada kebijakan National Health Security Office untuk membantu  mendanai ahli medis untuk keluarga. Sementara di Philipina, ada program pendataan keluarga  dan jaminan kesehatan primer.

Sementara di Indonesia sejauh ini, semua dokter yang akan menjadi dokter spesialis diwajibkan untuk menjadi dokter umum dahulu. Idealnya pelayanan kesehatan keluarga harus bersifat multidisplin, profesional dan terintegrasi dalam keluarga.  



LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER