Jakarta, CNN Indonesia -- Dulu Victoria Beckham lebih dikenal sebagai penyanyi setelah sukses dengan grup vokalnya, Spice Girls. Namun, kini sayap karier istri David Beckham ini lebih berat ke dunia fesyen.
Victoria Adams – atau yang terkenal dengan nama Victoria Beckham – lahir pada 17 April 1974 di Hertfordshire, Inggris. Victoria mempelajari balet sejak muda. Ia mengenyam pendidikan di Laine Arts Theatre College Surrey ketika usianya 17 tahun.
Setelah tiga tahun di sana, ia pindah ke London untuk menjadi penari. Suatu hari, ia melihat sebuah iklan yang mencari anggota grup penyanyi perempuan. Nasibnya berubah ketika ia akhirnya terpilih, mengalahkan 400 perempuan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengawali kariernya sebagai penyanyi di grup Spice Girls. Mereka merilis album Spice pada 1996 dan terjual lebih dari 20 juta kopi di dunia. Tiap anggota punya personanya masing-masing, yaitu Melanie Brown sebagai ‘Scary Spice’; Melanie Chisholm sebagai ‘Sporty Spice’; Geri Halliwell sebagai ‘Ginger Spice’; Emma Bunton sebagai ‘Baby Spice’; dan Victoria sebagai ‘Posh Spice’. Setelah bubar pada akhir tahun '90-an, Spice Girls kembali menggelar konser bersama pada tahun 2007 dan 2008.
Victoria mulai mengeksplorasi kecintaannya akan dunia fesyen. Ia mengembangkan sebuah merek jeans bernama VB Rocks pada 2004. Victoria mengembangkan bisnis fesyennya sendiri pada 2008, di mana ia mengeluarkan sembilan gaun dan dapat meraih sukses sebesar £ 15 juta (atau sekitar Rp 287 miliar) pada awal 2011.
Bukan hanya mengeluarkan koleksi fesyen yang terdiri dari pakaian, aksesoris, kacamata, dan jeans, ia juga sempat menjadi model untuk koleksi pakaian dalam Emporio Armani pada 2009.
Pada tahun 2010, meski baru berdiri dua tahun, label Victoria Beckham berhasil masuk daftar penghargaan desainer Inggris dan berkompetisi dengan Mulberry, Burberry, dan Pringle. Konsumennya terdiri dari para artis Hollywood, seperti Sarah Jessica Parker, Cameron Diaz, Drew Barrymore, Gwyneth Paltrow, Heidi Klum dan Brooke Shields.
Koleksinya sering kali habis terjual saat pre-order. “Saya ingin mengeluarkan koleksi sepatu, tetapi untuk mewujudkannya saya harus punya tim yang tepat. Saya harus benar-benar melakukan riset,” kata Victoria suatu kali.
Victoria mengakui dirinya sangat memperhatikan detail dan sangat mengatur. Ia seringkali berdiskusi dengan timnya di London dengan menggunakan telepon video berbasis internet seperti Skype. Pada tahun lalu, label Victoria berhasil meriah penjualan £ 30 juta (atau sekitar RP 575 miliar). Sementara, sebuah gaun dengan nama Victoria Beckham di labelnya bisa seharga £ 1,5 ribu (atau sekitar Rp 28 juta).
Bila koleksi awal Victoria Beckham menampilkan gaun yang menonjolkan struktur dan siluet, koleksi barunya mencerminkan kesederhanaan, seperti high-neck sweater dengan rok simpel, celana panjang ramping, dan mantel tanpa lengan. Koleksi Victoria semakin menekankan karakter dari pemakainya.
Ia mengakui perubahan koleksinya dikarenakan cara berpakaiannya pun berubah. “Karena saya bekerja setiap hari, saya lebih suka mengenakan pakaian yang sedikit lebih longgar,” ujarnya. Gayanya sehari-hari didominasi warna navy, hitam, krem, dan abu-abu. Selain menggunakan pakaian dari labelnya sendiri, ia juga menggunakan label Céline, Saint Laurent, Comme des Garçons.
Victoria sangat memegang kendali dalam keberlangsungan labelnya. “Keputusan terakhir selalu ada di tangan saya. Sangat penting untuk memastikan setiap aspek yang ada mencerminkan sudut pandang saya,” katanya.
Dua tahun lalu, Victoria hanya punya satu lantai di Battersea HQ. Kini ia dan timnya yang terdiri lebih dari 100 orang punya banyak lantai, termasuk dua studio.