Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar Indonesia dan Fashion Festival resmi dibuka pada Rabu (22/10) pukul 16.20 WIB di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan. Acara ini turut dihadiri oleh Herawati Budiono, Veronica Tan, dan Mufidah Jusuf Kalla.
Acara yang diselenggarakan pada 22-26 Oktober di Jakarta Convention Center (JCC) ini menampilkan produk kreatif dan kuliner 200 mitra binaan Bank Mandiri. Pagelaran Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) Trend Show 2015 juga ikut memeriahkan.
Acara ini merupakan hasil kerja sama Bank Mandiri dan Harper's Bazaar Indonesia. Pada pelaksanaan Pasar Indonesia tahun ini, produk unggulan yang ditampilkan antara lain Tenun Sutra Garut, Tenun Pusako Minang, Rumah Songket ‘ADIS’, Batik Solo dan Jepara, Batik Madura, Kain Tenun Bali, Kerajinan Perak Bali, Mutiara Lombok, dan Kain Jumputan Palembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula berbagai suguhan makanan, di antaranya bihun bebek Medan Suki, soto udang Galah, soto Ahri Garut, gulai kepala ikan RM Keluarga, dan gudeg Yu Djum Yogyakarta.
Mufidah tampak mengenakan kebaya berwarna hijau dengan ornamen berwarna oranye yang senada dengan kerudungnya. Sementara, Herawati Budiono tampil sederhana dengan kebaya berwarna merah yang tak berornamen serta rok batik. Sementara Veronica Tan tampak mengenakan setelan gaun batik yang bermodel simpel.
Ini merupakan pagelaran ketiga yang diadakan oleh Bank Mandiri. "Semoga acara ini bisa menjembatani desainer Indonesia dengan konsumen. Desainer Tanah Air punya potensi yang luar biasa. Lewat acara ini kami juga ingin mengedukasi masyarakat bahwa Indonesia kaya," kata Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansury saat konferensi pers di JCC, Rabu (22/10).
Ketua Dewan Pengurus IPMI Sjamsidar Isa mengatakan pihaknya telah mengadakan trend show sejak 1985. Tahun ini merupakan yang ke-29. "Sebanyak 21 desainer anggota IPMI berpartisipasi," ujarnya.
Acara ini dibuka dengan pagelaran busana karya Biyan Wanaatmadja. Koleksi Spring/Summer 2015 dengan tema ‘Seruni’ dan menampilkan light kimono coat, flowing dress bermotif bunga, jaket bermotif tribal, dan lainnya.
Pasar bebas 2015 dan industri fesyen Tanah AirIsa berpendapat Indonesia punya desainer busana yang sangat kreatif dan dapat bersaing dengan desainer luar negeri. Namun, ia menyayangkan kurangnya sinergi antara desainer dengan pabrik garmen dan pabrik tekstil. Menurutnya, pelaku pabrik garmen dan tekstil belum berpihak pada desainer.
"Desainer fesyen sebaiknya mulai memproduksi ready to wear. Namun, biayanya sangat tinggi. Seharusnya dibantu oleh pelaku pabrik garmen dan tekstil," kata Isa. Menurutnya, masih ada ego di antara pelaku industri fesyen.
"Dulu pelaku pabrik garmen dan tekstil sangat sombong karena mereka banyak mendapatkan pesanan dari luar negeri," katanya lagi.
Isa berpendapat seharusnya terjalin komunikasi yang baik antara semua pelaku industri fesyen apabila ingin berhasil memenangkan persaingan pada pasar bebas 2015. "Kalau sampai tidak terjadi sinergi yang baik, maka Indonesia akan kalah digempur desainer-desainer asing," katanya.
Desainer Didi Budiardjo juga berpendapat belum terjalin komunikasi serta sinergi yang baik antara para pelaku industri fesyen di Tanah Air. "Dari sisi regulasi juga belum menguntungkan desainer fesyen. Hal ini menyebabkan biaya produksi jadi tinggi," tuturnya.
Isa menambahkan, "Tidak usah muluk ingin fesyen mendunia. Nyatanya, di dalam negeri pun masih sulit menjadi raja."