WISATA MANCANEGARA

Legenda 'Darah Perempuan Ningrat' di Slowakia

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2014 16:25 WIB
Kastil tua yang usianya berabad-abad itu menjulang di atas bukit di desa Cachtice, Republik Slowakia. Tempat ini diidentikkan dengan cerita horor gotik.
Kastil Cachtice yang terletak di desa Cachtice, Republik Slowakia (Getty Images/Tomas Sereda)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kastil tua yang usianya berabad-abad itu menjulang di atas bukit di desa Cachtice, Republik Slowakia. Tempat ini seringkali diidentikkan dengan cerita horor gotik.

Kota Cachtice menyimpan legenda hitam tentang darah perempuan bangsawan atau Blood Countess. Nama mengerikan itu berasal dari cerita urban tentang roh sang perempuan bangsawan yang menampakkan diri dengan tubuh bermandikan darah korbannya. 

Cerita horor itu bukan isapan jempol semata. Di dalam Kastil Cachtice hidup cerita sepanjang masa tentang pembunuhan massal kaum perempuan. Elizabeth Bathory salah satunya. Perempuan bangsawan itu mengakhiri hidupnya menuju akhir suram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut legenda, sang bangsawan percaya jika darah gadis perawan dapat mempertahankan kemudaan kulitnya. Dia itu adalah penguasa dari potongan wilayah yang sekarang bernama Republik Slowakia. Dengan bantuan tiga pelayannya, perempuan ningrat itu menghabisi nyawa antara 100 hingga 650 anak perempuan. Jumlah yang tidak pernah diketahui dengan pasti.

Kehidupan tentang kerajaan Bathory kemudian diangkat sebagai subjek film, buku, dan situs online. Beberapa orang bahkan menganggapnya telah memengaruhi cerita terkenal Bram Stoker di tahun 1897, Drakula.

Anak perempuan yang hilang

Elizabeth menikahi seorang bangsawan, Ferenc Nadasdy, pahlawan nasional Hungaria saat perang melawan Turki. Setelah kematian suaminya pada 1604, istri sang bangsawan benar-benar lepas kendali.

Dia menetap di Cachtice, tapi kian banyak perempuan desa sekitar menghilang. Menurut cerita, jumlah anak perempuan semakin berkurang. Elizabeth kehilangan korban untuk memuaskan kebiasaan bengisnya.

Dia mulai memancing korban lain dari keluarga dengan kelahiran tinggi. Mereka baru tersadar kemudian, anak gadis mereka tak pernah kembali lagi.

Pada 1610, rumor perbuatan mengerikan itu sampai ke telinga raja Hungaria. Sang raja mengutus wakilnya Palatine Georgy Thurzo untuk menyelidiki. Desember 1610, perempuan bangsawan Bathory itu ditangkap bersama tiga pelayannya yang dibakar dan disiksa di tiang.

Elizabeth tidak diadili, tetapi dikurung di Kastil Cachtice, dan meninggal pada 21 Agustus 1614.

Restorasi puri

Saat ini Cachtice telah menjadi desa yang makmur. Rumah-rumah besar yang memamerkan pagar tanaman menjulang tinggi, parabola satelit, serta mobil teranyar SUV yang terparkir di jalan masuk.

Ada sebuah tanda yang mengarahkan wisatawan ke kastil yang terletak 2,5 kilometer di tengah cagar alam hutan lebat.

Menuju ke sana adalah 40 menit yang menyenangkan. Menyusuri jalan sempit berbatu di bawah rimbunan pohon ek, pohon beech, dan pohon kastanye. Melewati semak-semak tanaman murbei dan stroberi liar.

Benteng tersebut kini tinggal reruntuhan. Tetapi potretnya yang berdiri sendiri melawan langit biru terlihat megah dan terasing. Juni 2014, kastil itu kembali dibuka setelah dua tahun direstorasi, seperti dikutip dari CNN, Jumat (31/10).

Satu menara runtuh pada 1980-an, menyisakan dua menara. Sebuah menara pertahanan di bagian Timur dengan sebuah kapel, dan menara perumahan menghadap ke Selatan di mana Elizabeth menghembuskan napas terakhir.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER