Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk lebih menjaring konsumen, desainer Indonesia berlomba-lomba menghadirkan koleksi busana bergaya barat. Melihat fenomena itu, Toby Meadow, konsultan bisnis fesyen dari Centre for Fashion Enterprise, London justru prihatin.
Ia menyarankan, desainer Indonesia tetap memegang teguh akar budaya dengan segudang kekayaan tradisi dan seni. Menurutnya, itu bisa dipadukan dengan fesyen.
(Baca juga:
'Sentuhan Baru' Para Desainer Lokal)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia mengagumkan,” kata Toby saat diskusi eksklusif bersama media di Jakarta Fashion Week 2015, Senayan City, Senin (3/11).
Toby berpendapat, kekuatan tradisi di Indonesia sangat menonjol. Seni dan budaya itulah yang memiliki nilai sendiri di mata orang asing.
“Warisan budaya Indonesia adalah salah satu hal yang menarik wisatawan luar negeri. Kalau semua desainer tiba-tiba mengubah gaya busana menjadi merek Eropa seperti Gucci, MaxMara, Louis Vuitton, maka Indonesia tak punya nilai lebih di mata luar negeri," ujarnya.
(Baca juga:
Aksi Teatrikal Seleb Membalut Peragaan Busana)
Sayang, belum banyak desainer yang memanfaatkannya dengan maksimal.
Setelah berkeliling dunia, Toby menilai tak ada negara lain yang memiliki kekayaan budaya dan kain yang beragam dibanding Indonesia. Semua hal yang dicari wisatawan, termasuk keetnikan khas tanah air dan fesyen tradisional, ada di sini.
Karena itu, Toby pun memerhatikan industri fesyen Indonesia. Apalagi, ia terlibat sebagai mentor Indonesia Fashion Forward di Jakarta Fashion Week.
Toby pun menyarankan, desainer Indonesia tetap menampilkan gaya-gaya busana yang etnik dan khas jika ingin menarik investor atau pembeli dunia.
Meski menonjolkan warisan budaya, tidak berarti busana harus tampil kuno. "Sedikit sentuhan kontemporer akan membuat gaya busana jadi lebih menarik," ujar Toby.
(Baca juga:
Kala Desainer Jepang Mengolah Hijab)
Saran untuk pemerintahToby mengatakan, menonjolkan nilai seni dan budaya tradisional adalah salah satu cara untuk menarik perhatian wisatawan asing ke Indonesia.
"Yang menarik perhatian turis itu bukan adanya Gucci, Channel di Indonesia, tapi justru desainer lokal yang cuma bisa mereka temui di Indonesia," ucap pria asli Inggris itu.
Menilik itu, Toby pun menyarankan pemerintah agar lebih memberi perhatian kepada desainer lokal yang memiliki gaya tradisional. Misalnya, para perajin kecil di Yogya atau daerah lain.
"Berinvestasi di industri kreatif lokal Indonesia akan mempromosikan Indonesia ke seluruh dunia," katanya.
Komentator fesyen ternama, Colin McDowell yang juga hadir di ajang Jakarta Fashion Week juga sangat setuju dengan Toby.
"Indonesia kuat dalam nilai kebudayaan. Fokuslah di pasar lokal, hal ini akan membantu meningkatkan perekonomian Indonesia dalam jangka waktu yang lama," kata Colin yang sempat beberapa tahun menjabat sebagai chief fashion writer di media massa di Inggris itu.