Jakarta, CNN Indonesia -- Berhenti merokok tidak semudah mengucapkannya. Banyak perokok mengatakan, mulut akan terasa asam jika sebentar saja tak mengisap rokok. Tak butuh hanya niat sesaat, untuk berhenti merokok Anda harus melakukan beragam cara.
Dikutip dari
Health.com, berikut beberapa cara gila mantan perokok untuk menghilangkan kebiasaan mengisap tembakau ini.
1. Mengubur rokok
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pat Owens dari Valley Stream, New York, menggunakan cara yang unik untuk berhenti merokok. Ia memilih untuk mengubur semua rokok yang dimilikinya. "Saya membungkus semua rokok dalam kantong plastik, kemudian menguburnya di dalam pot bunga," kata Pat.
Tak jarang hasrat merokok muncul lagi dan ia ingin menggali rokok di pot tersebut. Setiap kali keinginan merokoknya muncul maka ia akan mengubur kembali rokoknya. Dengan cara ini, ia sudah berhasil berhenti merokok selama 18 tahun.
(Baca juga:
Berhenti Merokok dengan Asap Rokok)
2. BertaruhTaruhan sebenarnya tidak dibenarkan untuk alasan apapun. Hanya saja, hal ini justru menjadi pemicu semangat Eric Katzman dari New York untuk bisa berhenti merokok.
"Saya mulai bertaruh untuk berhenti merokok tahun 2002. Teman saya bertaruh kalau saya tidak bisa berhenti merokok, dan saya terima tantangannya," kata Eric.
Tantangan yang harus dihadapi Eric adalah berhenti merokok selama sebulan. Hadiah yang ditawarkan sang teman waktu itu makan steak di sebuah restoran steak di Brooklyn.
"Lucunya, setelah menang tantangan, ternyata saya baru bisa makan steaknya sembilan bulan kemudian. Makanya saya minta dia untuk traktir dua kali," ujarnya.
Jika Eric mendapat hadiah steak, maka Mike dari Newport bertaruh dengan uang US$ 1 ribu untuk menghentikan kebiasaannya itu.
(Baca juga:
Setop Rokok Tak Semudah Balik Telapak Tangan)
3. Makan biskuit anjingSepupu perempuan Chris T menggantikan kebiasaan merokoknya dengan cara mengunyah biskuit. Namun biskuit yang dikunyahnya bukanlah biskuit biasa.
Sang sepupu menyantap milkbone biskuit, yaitu biskuit untuk anjing. "Setiap kali dia ingin merokok, maka ia akan menyantap biskuit anjing itu," ujarnya.
4. Minum koktail baking sodaSeorang mantan perokok perempuan, Joanne Fanizza, memutuskan berhenti merokok dengan meminum air baking soda. Ia mencampur satu sendok makan baking soda dengan 236 ml air.
Campuran air ini harus diminum sehari dua kali di minggu pertama. Di minggu kedua, air baking soda ini diminum seminggu sekali.
5. Menghipnotis diri sendiriSeorang ahli hipnotis, Sheila Sidney Bender dari New Jersey menghipnotis dirinya sendiri agar bisa berhenti merokok. Namun hal ini tentunya tak bisa dilakukan sembarang orang. Jika ingin meniru cara ini, Anda harus mengunjungi orang yang ahli menghipnotis untuk kesehatan.
6. Rokok elektrik (e-cigarette)Rokok elektronik atau e-rokok adalah inhaler berbasis baterai yang memberikan nikotin, yang disebut oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai sistem pengiriman elektronik nikotin.
Pada awalnya rokok elektronik memang dipasarkan sebagai alternatif yang aman pengganti merokok tembakau, dengan mekanisme kerja sebagai alat penyemprot dan menguap cairan nikotin dalam
cartridge. Cairan nikotin ini hanya mengandung nikotin, propilen glikol, penyedap (untuk mensimulasikan rasa tembakau), dan air, tanpa tar berbahaya dan aditif kimia beracun.
Pada tahun 2009, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mensponsori penelitian untuk mengevaluasi rokok elektronik dan menemukan bahwa rokok elektronik masih mengandung nitrosamine tembakau tertentu: Tobacco Specific Nitrosamines (TSNA) dan Diethylene Glycol (DEG), yang diketahui menjadi racun dan karsinogen.
Sebuah studi penilaian ulang, didanai oleh produsen rokok elektronik, melaporkan bahwa TSNA terdeteksi dalam jumlah yang sangat kecil. Menariknya, TSNA juga terdeteksi di produk terapi pengganti nikotin lain yang disetujui FDA.
Studi terbaru yang membandingkan beberapa rokok elektronik mencatat bahwa beberapa merek tertentu meningkatkan secara signifikan kadar karbon monoksida di dalam plasma dan tingkat denyut jantung pengguna.
“Memang rokok elektrik ini pernah digunakan sebagai alat bantu program berhenti merokok dengan cara mengurangi kadar nikotin
e-cig secara bertahap. Namun saat ini Food and Drug Association (FDA) dan bahkan Electronic Cigarette Association (ECA) sudah tidak menganjurkan hal ini lagi,” tulis Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, kepada wartawan.
Menurutnya, data-data yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa rokok elektronik belum terbukti sebagai alternatif yang aman untuk terapi pengganti nikotin, dan masih diperlukan studi lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak kesehatan dari rokok elektronik pada penggunaan jangka panjang.
(Baca juga:
Ular Tangga Kehidupan Perokok)