Jakarta, CNN Indonesia -- Kota ini dijuluki sebagai Atlantis dari Timur oleh para pelancong. Kota bawah laut Shicheng adalah sebuah kota yang megah. Kota ini adalah kapsul misterius dari sebuah peradaban imperial China.
Berdiri dengan arsitektur batu ketika Dinasti Ming dan Qing berkuasa pada 1368 sampai 1912, kota ini berdiri dengan sempurna 40 meter di bawah Danau Qiandao di provinsi Zhejiang yang terletak 400 kilometer sebelah selatan dari Shanghai.
Tidak seperti mitos kota Atlantis, Shicheng yang berarti Kota Singa di Mandarin, sengaja ditenggelamkan pada 1959. Tujuannya untuk membuat jalan bagi Bendungan Xin'an dan stasiun tenaga air yang berdampingan dengannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi suksesnya proyek tersebut, sekitar 300 ribu orang direlokasi. Beberapa di antara penduduk tersebut sebelumnya memiliki keluarga yang tinggal di kota itu selama berabad-abad.
Dikutip dari laman Wanderlust, pada 2001 kota itu ditemukan kembali. Pemerintah Tiongkok melakukan ekspedisi untuk melihat apa yang tersisa dari kota yang hilang tersebut. Keingintahuan dan penjelajahan kota Shicheng semakin meningkat pada 2011.
Majalah National Geography saat itu menerbitkan beberapa foto dan ilustrasi yang belum pernah dilihat satu orang pun. Foto tersebut menampilkan kota kecil yang ukurannya sekitar setengah kilometer persegi. Di dalam gambar tersebut, Shinceng masih tampak seperti masa jayanya.
Lewat serangkaian ekspedisi dan foto-foto bawah laut terungkap bahwa kota Shicheng memiliki lima pintu masuk. Ada dua gerbang yang menghadap ke arah Barat, dan gerbang yang menghadap arah mata angin lainnya.
Kota Singa tersebut juga memiliki jalan-jalan lebar dengan 265 gapura yang dihiasi patung batu berbentuk singa, naga, burung naga, dan prasasti sejarah. Beberapa diantaranya berasal dari tahun 1777, arsitektur tembok kota diyakini berasal dari abad ke-16.
Walau berada jauh di dasar air, Shicheng tetap terjaga dengan baik. Air telah melindunginya dari angin, hujan, dan erosi matahari. Saat ini, para penyelam canggih bisa melihat dari dekat reruntuhan kuno tersebut. Mereka dapat melakukannya dengan operator selam seperti Big Blue dan Zi Ao Diving Club yang menyelenggarakan penyelaman rutin antara April dan November.
Reruntuhan belum dapat dipetakan, sehingga menyelam masih dianggap sebuah penjelajahan yang hanya boleh dilakukan oleh penyelam dengan pengalaman menyelam pada kedalaman air tertentu, di malam hari, dan kemampuan mengapung.