Jakarta, CNN Indonesia -- Pakaian dari bahan bulu binatang selama ini memang selalu memancing pro dan kontra. Ada pihak yang setuju dengan ide tersebut tapi tak sedikit pula yang memprotes keras penggunaannya.
Salah satu kubu yang tak setuju dengan hal ini adalah People for the Ethical Treatment of Animals (PETA). Untuk mengungkapkan ketidaksetujuannya, PETA mengeluarkan video yang berisi kampanye antipenggunaan bulu binatang di industri fesyen. Video ini menampilkan binatang-binatang yang menjadi korban kekejaman manusia demi diambil bulunya.
PETA memprotes klaim perusahaan penyedia bulu binatang yang menyatakan bahwa mereka menyediakan bulu binatang dengan cara yang humanis menurut standar Fur Federation. Perusahaan tersebut juga telah meyakinkan sejumlah desainer dan pusat perbelanjaan untuk kembali menjual pakaian dari bulu binatang dengan alasan cara yang "etis dan humanis" tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pelaku bisnis bulu binatang melakukan berbagai cara untuk menarik simpati dan minat masyarakat. Misalnya, dengan menjadi sponsor bagi para desainer atau mengajak para jurnalis untuk melihat peternakan mereka. Bulu rubah saat ini juga sudah bisa diolah menjadi berbagai warna sehingga bisa dibuat jadi terlihat seperti bulu binatang lain.
Bulu kelinci misalnya, dapat dibuat menyerupai macan tutul. Pakaian dari bahan bulu binatang yang sebelumnya terasa berat juga sudah bisa dibuat menjadi lebih ringan dan nyaman dipakai.
Namun, seruan ketidaksetujuan dimunculkan PETA. Mereka mengklaim bahwa hal itu omong kosong dan memberikan bukti lewat video ini.
Pengambilan video ini dilakukan di sebuah peternakan yang memasok kebutuhan bulu binatang dengan label perusahaan "Origin Assured". Perusahaan ini menangani perdagangan bulu binatang untuk dijadikan komoditas.
Beberapa binatang dalam kondisi yang mengenaskan. Beberapa bagian tubuhnya cacat dan berdarah. Dengan narasi yang dilakukan oleh penyanyi Paloma Faith, PETA secara tak langsung mengatakan, bisnis ini adalah bisnis berdarah. Misalnya, rubah yang mau diambil bulunya harus disengat listrik hingga mati karena serangan jantung. Sementara chinchilla (sejenis tikus bertelinga besar) dibuat mati lemas karena obat bius.
Dalam kolomnya, Lisa Armstrong, Editor Fesyen The Daily Telegraph mengatakan, video bukti kekejaman terhadap binatang ini diluncurkan karena kini semakin banyak industri yang kembali menjual busana bulu binatang.
Harvey Nichols adalah salah satunya yang kemudian memutuskan kembali menjual pakaian dari bulu binatang setelah berhenti menjualnya sekian lama. Harvey Nichols tidak sendiri. Salah satu perusahaan yang menyediakan bulu binatang, Origin Assured yang menangani perdagangan bulu binatang di Amerika, berhasil meyakinkan sejumlah desainer dan pusat perbelanjaan untuk kembali menjual pakaian dari bulu binatang.
John Galliano, misalnya, adalah salah satu desainer yang terang-terangan mendukung penggunaan bulu binatang untuk industri fesyen, dengan alasan klien sangat menyenangi produk itu. Begitu pula dengan ikon fesyen Anna Wintour.
Menurut penelitian CE Delft pada Agustus lalu, dampak negatif dari peternakan binatang untuk diambil bulunya jauh lebih besar daripada proses pembuatan bulu palsu. Dampak negatifnya tiga sampai sepuluh kali lebih besar.
Mantel yang terbuat dari bulu binatang asli mungkin terlihat indah, tetapi prosesnya tidak seindah itu.