Panggung Fesyen di Film The Hunger Games

Jakarta, CNN Indonesia -- Film The Hunger Games dapat dilihat dari berbagai sisi, baik dari sisi romantis, politik, atau kekuatan seorang perempuan. Satu hal lagi yang tak bisa dilupakan adalah unsur fesyen. Film ini dipandang sebagai salah satu film yang kaya akan unsur fesyennya. Tex Saverio, desainer Indonesia pernah berkesempatan mendesain gaun untuk film ini.

Film ini bukan hanya menampilkan gaun-gaun terbaik rancangan desainer dari seluruh dunia, tetapi juga punya tokoh utama, Jennifer Lawrence yang selalu berpenampilan trendi. Bila dilihat, Lawrence yang sangat sering menghadiri red carpet dan acara bincang-bincang, memang selalu mengenakan pakaian yang jadi perhatian publik. Dior, Mugler, Altuzarra, dan Nina Ricci merupakan beberapa gaun yang pernah dikenakannya.

Apalagi, di film ini ada aktris yang khusus memerankan tokoh penata gaya. Ia adalah Effie Trinket (diperankan oleh Elizabeth Banks). Meski tokoh ini sebenarnya tidak ada di buku Mockingjay, adanya seorang tokoh penata gaya menjadi bukti bahwa The Hunger Games memang sangat mementingkan fesyen.

Padahal, film ini bercerita tentang persaingan antar distrik yang semuanya mengenakan pakaian yang sama saat bertarung. Kesamaan pakaian saat bertarung juga memberikan arti tersendiri, yaitu kesetaraan.

"Salah satu tantangannya adalah bagaimana agar setiap karakter menjadi individual ketika mereka mengenakan kostum," kata Kurt, desainer kostum film ini.

Sementara, Banks mengatakan tokoh yang diperankannya, Effie butuh untuk selalu merasa menakjubkan ke mana pun ia pergi. "Dengan caranya sendiri, Effie memberontak melawan keketatan Distrik 13 dengan menunjukkan individualismenya. Hal itu penting baginya dan juga tema yang penting untuk film ini," kata Banks.

Kurt menunjukkan beberapa ciri khas karakternya dalam berbusana. Misalnya, Katniss selalu mengenakan kemejanya dengan tidak dikancing pada bagian atas. Namun, tidak begitu halnya dengan Julianne Moore yang memerankan Presiden Alma Coin dari Distrik 13.

Tidak seperti film futuristik, pakaian-pakaian dalam film ini masih familiar. "Kami tidak ingin Katniss berbusana seperti superhero," kata Bart, desainer kostum dalam film ini. Ia sengaja ingin menampilkan bahwa film ini lebih familiar daripada film lainnya yang bergenre fantasi.