FESYEN INDONESIA

Kaidah Memilih Tenun Songket Asli

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 19 Des 2014 11:00 WIB
Meskipun hasilnya sedikit tidak rapi, menurut Okke Rajasa, justru itu yang membuat tenun songket dinilai sebagai sebuah karya seni.
Ilustrasi perajin tenun (Antara/ Dedhez Anggara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai kain yang biasa digunakan dalam acara-acara resmi, kualitas tenunan songket menjadi sangat penting. Seringkali, di pasaran beredar songket tenunan dengan kualitas rendah. Lebih jauh tentang songket, kain ini ditenun dengan mesin tradisional. Songket biasanya bercorak rumit, bisa ditenun dengan benang emas atau perak.

Dulu, hanya golongan bangsawan saja lah yang dapat mengenakan songket. Melihat nilai sejarah tersebut, pantas jika songket yang begitu istimewa hanya dipakai di acara-acara resmi. Namun, tak jarang orang yang tidak mau ambil pusing memerhatikan kualitas sepotong songket.

Banyak songket beredar di pasaran, tapi hanya tenun songket terbaik yang sebaiknya dikenakan. Ketua Cita Tenun Indonesia Okke Rajasa memberikan tips kepada pembaca CNN Indonesia, bagaimana membedakan tenun kualitas asli buatan tangan, dan mana yang pabrikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perhatikan rajutan benang yang ada di kain tenun," ujar Okke.

Okke menjelaskan jika buatan tangan, benang yang tersusun biasanya berantakan, sedangkan buatan pabrik justru akan terlihat lebih rapi. Meskipun hasilnya sedikit tidak rapi, menurut istri Hatta Rajasa itu, justru itu yang membuat tenun songket dinilai sebagai sebuah karya seni. Karena menggunakan mesin kain songket hasil pabrikan bisa lebih teratur dan rata.

Trik kedua agar tidak tertipu oleh rayuan pedagang yakni memerhatikan warna benang. "Pada tenun yang asli, warna akan lebih berkilau dari yang kw (tidak asli)," ujar Okke. "Dan benang pada kain kw lebih kasar."

(Baca juga: Masalah Pelik di Balik Kemasyhuran Songket Indonesia)

Sementara itu, untuk membedakan antara tenun fesyen dan dekorasi, Okke menjelaskan, perbedaan tenun terletak pada kelenturan kain. "Tenun yang ditujukan untuk busana, memiliki bahan yang lentur, lebih tipis, dan halus, sedangkan untuk interior punya bahan yang lebih tebal karena berlapis."

Melalui pembinaan yang dilakukan Yayasan Cita Tenun Indonesia, para pengrajin memisahkan antara desain tenun dekorasi dan fesyen. "Misalkan motif dasar bunga, untuk kain fesyen bunga tersebut terletak di ujung kain. Jika untuk bantal maka motif bunga cukup di bagian tengah dan tidak penuh kain,"

Teknik tersebut lebih efisien karena akan menghemat kain, tenaga, dan hasilnya pun cukup memuaskan.

(win/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER